Rabu 08 Aug 2018 14:51 WIB

Demokrat tak Khawatir PKS dan PAN Bentuk Poros Baru

Siapa pun cawapres yang dipilih Prabowo, termasuk AHY, seharusnya bisa diterima.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) memberikan keterangan kepada media seusai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) memberikan keterangan kepada media seusai pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan, partainya tidak khawatir PKS dan PAN akan membuat poros koalisi baru. Kemungkinan itu bisa terjadi jika pada akhirnya Prabowo Subianto memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya.

Bagi Demokrat, siapa pun pilihan Prabowo itu harus diterima. "Demokrat tidak khawatir dan tidak akan menolak siapa pun wapres pilihan Prabowo," tutur dia melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Rabu (8/8).

Ferdinand menambahkan, peluang AHY menjadi cawapres Prabowo masih sangat besar. Peluang ini, menurutnya, terbuka lebar menjelang batas akhir pendaftaran Pilpres 2019.

PAN dan PKS hingga saat ini belum memastikan akan mendukung Prabowo pada Pilpres 2019. Bahkan, Presiden PKS Shohibul Iman pada Selasa (7/8) malam menyatakan poros ketiga masih sangat mungkin dibentuk meski pendaftaran pilpres tinggal dua hari lagi.

Di kubu koalisi pejawat Joko Widodo (Jokowi), PKB mewacanakan terbentuknya poros koalisi baru dengan mengusung Gatot Nurmantyo-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pada Pilpres 2019. Wacana ini akan ditindaklanjuti PKB jika Cak Imin tidak dipilih bakal capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) sebagai cawapres pendampingnya.

"Sikap PKB yang belum rela bila Cak Imin tidak dipilih sebagai cawapres Jokowi memunculkan spekulasi poros ketiga dengan menggandeng PAN dan PKS yang juga belum solid di koalisi oposisi dan kemudian mengusung Gatot Nurmantyo-Cak Imin sebagai capres dan cawapresnya," kata Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid, Rabu (8/8).

Jazilul menyatakan, partainya juga akan meminta mandat ulang kepada para kiai Nahdlatul Ulama (NU) ihwal dukungan ke Jokowi bila Cak Imin yang merupakan ketua umumnya tak dipilih sebagai cawapres oleh Jokowi. Sebab, keputusan PKB mengusung Cak Imin sebagai cawapres dan mendukung Jokowi sebagai capres itu selama ini berdasarkan mandat para kiai NU. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement