Rabu 08 Aug 2018 04:07 WIB

Isu Tsunami Buat Wisatawan Eksodus dari Lombok

Isu tsunami diminta tak lagi disebarkan karena menimbulkan kekalutan wisatawan.

Red: Nur Aini
Sejumlah wisatawan mancanegara berada di atas kapal cepat ketika tiba di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8). Sedikitnya 700 orang wisatawan bersama warga setempat dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno menuju Pelabuhan Bangsal mengantisipasi terjadinya gempa susulan.
Foto: Zabur Karuru/Antara
Sejumlah wisatawan mancanegara berada di atas kapal cepat ketika tiba di Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8). Sedikitnya 700 orang wisatawan bersama warga setempat dievakuasi dari Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno menuju Pelabuhan Bangsal mengantisipasi terjadinya gempa susulan.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat Lalu Abdul Hadi Faisal menyayangkan isu tsunami yang beredar pada bencana gempa di Lombok. Hal itu karena isu tsunami membuat para wisatawan eksodus.

"Para turis, terutama di kawasan tiga gili yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air di Kabupaten Lombok Utara eksodus karena takut terjadi tsunami," kata Abdul Hadi Faisal di Mataram, Selasa (7/8).

Ia meminta agar informasi tentang tsunami tak lagi disebarkan. Hal itu karena akan menambah kekalutan wisatawan yang sedang berada di Lombok, maupun warga Lombok sendiri.

Kekalutan itu akan membuat kelimpungan pemerintah yang sedang fokus dalam penanganan korban gempa.  "Hentikan isu tsunami, itu yang membuat eksodus dalam waktu yang bersamaan," ujarnya.

Persoalan lain yang timbul akibat disinformasi ini, kata Hadi, banyaknya wisatawan yang "check out" dari hotel. Mereka kebingungan karena belum memiliki tiket penerbangan atau kapal laut. Karena itu, ia mengajak para turis untuk memiliki tiket pesawat atau laut terlebih dahulu sebelum meninggalkan hotel.

"Turis juga kita imbau supaya tidak terprovokasi dengan isu tsunami," ucap Hadi.

Menurut dia, pemerintah daerah, telah memberikan layanan maksimal kepada para wisatawan yang hendak meninggalkan Lombok. Layaknan itu dengan menyediakan moda transportasi ke Bandara Internasional Lombok atau Pelabuhan Lembar.

Selain itu, sejumlah turis juga bisa singgah terlebih dahulu di Kantor Dinas Pariwisata NTB yang menyediakan sejumlah fasilitas gratis, seperti makanan dan minuman. Ia juga memberikan penjelasan kepada para turis bahwa pada dasarnya Lombok aman dikunjungi.

Menurutnya, gempa yang belum lama melanda Lombok merupakan gempa yang baru terjadi setelah 40 tahun lalu. Hal itu berbeda dengan daerah atau negara lain yang memiliki intensitas gempa lebih sering dibandingkan Lombok.

Apalagi, infrastruktur perhotelan di Lombok sendiri masih cukup baik, meski hanya satu-dua hotel yang terdampak, tapi masih dalam kategori rusak ringan.

"Kalau isu hotel tidak menerima tamu itu tidak benar. Pariwisata Lombok dan Sumbawa adalah pariwisata yang tangguh dan tidak mudah termakan isu," katanya.

Gempa di Lombok Timur dengan kekuatan 7 Skala Richter terjadi pada Ahad (5/8) pukul 18.46 WIB pada kedalaman 15 kilometer. Pusat gempa berada di darat 18 kilometer Barat Laut Lombok Timur. Sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah tersebut juga terjadi gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Ahad (29/7) pukul 05.47 WIB. Jumlah korban tewas akibat gempa tersebut telah menembus lebih dari 100 orang.

Baca: Sejumlah Turis Asing Memilih Tetap di Gili Lombok

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement