Selasa 07 Aug 2018 13:40 WIB

Basarnas Angkat Korban Tertimpa Reruntuhan Masjid

Proses pencarian korban tertimpa reruntuhan masih terus dilakukan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi jenazah korban yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan Masjid Jabal Nur yang rusak akibat gempa bumi di Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi jenazah korban yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan Masjid Jabal Nur yang rusak akibat gempa bumi di Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  LOMBOK UTARA -- Personel Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram berhasil mengevakuasi sejumlah korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram Agus Hendra Sanjaya mengatakan, proses evakuasi yang dilakukan hari ini menyasar pada Masjid Jabbal Nur di Dusun Lading-Lading, Desa Tanjung Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, yang roboh akibat gempa.

"Tim berhasil mengangkat satu korban meninggal dunia hari ini, sedangkan kemarin telah diangkat dua korban meninggal dunia," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (7/8).

Selain Masjid Jabbal Nur, tim Basarnas Mataram juga mengangkat dua korban meninggal di Puskesmas Tanjung, Lombok Utara. "Proses pencarian korban yang tertimpa reruntuhan masih terus kita lakukan," lanjutnya.

Agus mengungkapkan proses evakuasi menemui sejumlah hambatan di lapangan mengingat titik terdampak yang bersifat menyebar sehingga menyulitkan tim evakuasi. Selain itu, kekurangan alat-alat berat juga menjadi persoalan lain mengingat proses evakuasi membutuhkan keberadaan alat-alat berat.

"Setelah (korban) diangkat baru gunakan alat supaya tidak rusak korbannya. Untuk luasnya wilayah tentu kita belum bisa cover semua, jadi satu-satu dulu," katanya menambahkan.

Sementara, Tim medis Universitas Hasanuddin (Unhas) telah sampai di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dipimpin oleh Prof Idrus Paturusi, mereka menargetkan dalam satu hari bisa melakukan operasi kasus patah tulang sebanyak 50 orang dari 300 korban gempa Lombok.

"Paling tidak 50 kasus (dalam) satu hari dan diharapkan dalam satu minggu mudah-mudahan semua sudah selesai," ujar Idrus Paturusi, Selasa (7/8).

Mantan rektor Unhas ini menjelaskan, berdasarkan data yang diperolehnya ada sekitar 200 korban gempa yang kini berada di rumah sakit, di Lombok. Di luar sana, ujarnya, masih ada 100 orang lagi yang juga mengalami patah tulang akibat gempa berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Lombok. "Insha Allah, hari ini kita sudah mulai bisa melakukan operasi," ungkapnya.

Selain tim medis dari Unhas, sambung Idrus, datang juga bantuan tim medis dari universitas-universitas lain, seperti Yogjakarta, Surabaya, Bali, Bandung, dan Jakarta. Mereka akan bekerja sama dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap para korban bencana gempa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement