REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan adanya bantuan sarana air minum dan sanitasi bagi pengungsi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini menjadi penanganan tanggap darurat pasca gempa bumi 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah NTB, Ahad (5/8).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mendapatkan sumber air, Kementerian PUPR akan membuat sumur bor di dekat lokasi pengungsian. Seperti diberitakan melalui sjaran pers, Kementerian PUPR telah mendatangkan sarana dan prasarana untuk membantu pengungsi pada masa tanggap darurat ini dari gudang peralatan Kementerian PUPR di Bekasi dan Bali.
Dari Gudang peralatan di Bali telah dikirim ke Lombok sebanyak 30 unit tenda hunian darurat (THD), 16 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, dan 30 unit HU kapasitas 1.000 liter. Dari gudang Bekasi dikirimkan ke Ubung Bali sebanyak 26 unit WC Portable Toilet, 40 unit THD dan 100 unit rangka besi HU kapasitas 2.000 liter yang selanjutnya akan dikirim ke Lombok. Barang-barang tersebut sebagian telah didistribusikan ke sejumlah posko pengungsian.
Guna memastikan bantuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengungsi bisa terpenuhi sekaligus mempersiapkan tahapan rehab dan rekon, ia menginstruksikan Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Achmad Gani Ghazaly berkantor di Lombok Utara dibantu Satker Ditjen Cipta Karya, BPJN IX Mataram, BWS Nusa Tenggara 1 dan Satker Penyediaan Perumahan.
Pengungsi membangun tenda darurat di pematang sawah di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). Warga terpaksa tinggal di tenda darurat di ruang terbuka seperti sawah, lapangan dan halaman rumah mereka karena khawatir akan adanya gempa susulan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menyampaikan, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara lumpuh sehingga untuk pengiriman bantuan sangat mengharapkan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi.
"Kabupaten Lombok Utara menderita dampak bencana yang paling parah. Untuk itu, kita konsentrasi di sini bukan berarti tidak memperhatikan yang lain. Yang lain tetap kita perhatikan. Jadi yang penting, kami minta masyarakat untuk tetap sabar dan percaya bahwa kita akan bekerja keras untuk itu," ujar Willem.
Dukungan dari Kementerian PUPR sangat dibutuhkan terutama air bersih dan sanitasi untuk para pengungsi terutama di lokasi pengungsian dan fokus prioritas lainnya, seperti rumah sakit, puskesmas, musholla dan hunian warga.
"Kami juga harapkan keterlibatan Kementerian PUPR dalam verifikasi jumlah dan kategori rumah yang rusak sehingga bisa lebih cepat," kata dia.
Dalam kunjungannya, Basuki berpesan proses perbaikan rumah harus mengikuti standar dan pedoman teknis bangunan tahan gempa. Hal ini harus dilakukan di bawah supervisi yang ketat sekaligus sebagai bentuk edukasi publik bagaimana membangun rumah yang berkualitas, layak huni dan tahan gempa.