Selasa 07 Aug 2018 05:20 WIB

BNPB: Ada Korban yang Bisa Diselamatkan dari Masjid Roboh

Dua jenazah berhasil dievakuasi dari kubah masjid yang roboh.

Rep: Umi Nur Fadhilah/Antara/ Red: Teguh Firmansyah
TIm SAR mencari korban selamat dari sebuah mesjid di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). Gempa berkekuatan 7 SR menewaskan 91 korban jiwa dan ratusan luka. Ribuan rumah rusak ringan hingga parah.
Foto: Tatan Syuflana/AP
TIm SAR mencari korban selamat dari sebuah mesjid di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8). Gempa berkekuatan 7 SR menewaskan 91 korban jiwa dan ratusan luka. Ribuan rumah rusak ringan hingga parah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tim SAR gabungan berhasil menyelamatkan korban yang tertimbun reruntuhan masjid akibat guncangan gempa berkekuatan 7.0 SR pada Ahad (5/8) petang di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun belum dijelaskan secara detail berapa korban yang selamat tersebut.

“Alhamdulillah ada korban yang bisa diselamatkan dari masjid yang roboh,” tulis Kepala Pusat data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun twitter pribadinya @Sutopo_PN, Selasa (7/8).

Sutopo menyebut, sebuah masjid roboh akibat terdampak guncangan gempa bumi berkekuatan 7.0 SR. Padahal, saat itu sedang berlangsung shalat Isya di masjid yang terletak di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Namun, Sutopo tidak menyebut berapa jumlah dan kondisi korban yang berhasil dievakuasi. Selain itu, ia tidak menjelaskan bagaimana proses penyelamatan para korban. Sutopo mengatakan, saat ini evakuasi korban gempa masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. “Sudah banyak korban yang bisa diselamatkan,” lanjutnya.

Baca juga, Ini Daerah Paling Parah Terkena Gempa di Lombok.

Pada Senin (6/8) sore, Sutopo menyatakan belum adanya alat berat membuat proses evakuasi korban reruntuhan masjid terkendala. Saat itu, evakuasi berlangsung secara sederhana atau manual.

Berdasarkan data hingga pukul 20.00 WIB, BNPB mencatat sebanyak 98 orang tewas dan 236 korban mengalami luka-luka akibat gempa 7.0 SR. BNPB memperkirakan jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah.

Sebanyak dua jenazah juga berhasil dievakuasi dari runtuhan kubah masjid yang ambruk akibat gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter tersebut.   "Untuk hari ini tim sudah berhasil mengevakuasi dua jenazah pria," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram I Nyoman Sidakarya yang ditemui wartawan di Tanjung, Senin (6/8).

Usai mengevakuasi dua jenazah dari lokasi reruntuhan, tim Basarnas untuk sementara waktu menghentikan upaya pencarian korban dan akan kembali melanjutkannya pada Selasa (7/8) pagi.  "Karena hari sudah gelap, upaya pencarian dan evakuasi kita hentikan sementara dan akan kembali dilanjutkan besok," ujarnya.

Upaya pencarian korban pada Selasa (7/8) pagi, akan tetap melalui titik awal hasil evakuasi dua jenazah. Sidakarya menuturkan bahwa dua jenazah yang berhasil dievakuasi dari dalam timbunan reruntuhan kubah masjid telah diserahkan kepada pihak keluarganya.

"Identitasnya ini kita belum dapatkan. Tapi yang jelas mereka ini warga setempat, makanya langsung diserahkan kepada pihak keluarganya yang mengetahui," ucap Sidakarya.

Baca juga,  Korban Tewas Gempa NTB Terbanyak di Lombok Utara.

Tim belum bisa memastikan jumlah korban yang kemungkinan masih tersisa dalam runtuhan, begitu juga dengan kondisi korban yang mungkin masih hidup.

Upaya evakuasi korban yang diduga terjebak di dalam reruntuhan ini berawal dari hasil pendataan mengenai kondisi di lapangan pascgempa pada Ahad (5/8) malam. Ketika itu, warga sedang melaksanakan ibadah shalat Isya.

Banyak korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan. Begitu juga dengan jamaah yang sedang melaksanakan ibadah shalat isya di Masjid Jabal Nur di Dusun Lading-lading, Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.

Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani yang berperan sebagai incident commander melakukan pemeriksaan di lokasi bersama anggota dan petugas basarnas.

Hasilnya, ditemukan tanda-tanda korban gempa bumi yang masih terjebak dalam reruntuhan kubah masjid.

Upaya evakuasi pun dilakukan, dua di antaranya korban meninggal, jenazahnya berhasil dievakuasi, namun sisanya diperkirakan masih banyak yang terjebak dalam runtuhan. Jadi sisanyaa belum sempat kita keluarkan, karena harus menggunakan bantuan alat berat," kata Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani.

Dalam keterangannya kepada wartawan Antara, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto mengatakan bahwa proses evakuasi korban yang masih terjebak dalam runtuhan bangunan akan dibantu oleh pemerintah daerah melalui dinas PU dengan menurunkan alat berat jenis ekskavator. "Kita sudah meminta pemerintah daerah menyiapkan alat beratnya," kata Mayjen TNI Benny Susianto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement