Senin 06 Aug 2018 23:43 WIB

Pengelola Bandara Diminta Perbaiki Bangunan Terdampak Gempa

Kemenhub menilai AP I cepat memperbaiki kerusakan di Ngurah Rai dan Lombok

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kerusakan kecil terjadi di beberapa titik di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, akibat guncangan gempa yang terjadi di Lombok, NTB, Ahad (5/8).
Foto: Istimewa
Kerusakan kecil terjadi di beberapa titik di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, akibat guncangan gempa yang terjadi di Lombok, NTB, Ahad (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pramintohadi Sukarno meminta pengelola bandara sesegera mungkin membersihkan dan memperbaiki bangunan dan sarana. Terutama bagian yang terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) sehingga tidak berpotensi mengganggu kenyamanan dan pelayanan penumpang. 

"Saya harapkan juga disediakan ruangan yang representatif di bandara untuk menampung para penumpang yang kemungkinan bergegas untuk pergi meninggalkan daerah tersebut. Juga penambahan personil bandara untuk melayani penumpang tersebut," kata Pramintohadi, Senin (6/8). 

Baca: Bandara Lombok dan Bali Kembali Beroperasi Normal

Dia menambahkan hal tersebut tidak hanya ditujukan kepada pengelola bandara di daerah NTB dan Bali saja namun juga pengelola bandara di daerah lain yang terhubung karena sifat penerbangan yang resiprokal. Misalnya, kata dia, pengelola bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mempunyai koneksi penerbangan ke NTB. 

Pramintohadi menilai PT Angkasa Pura 1 cepat memperbaiki beberapa kerusakan kecil yang terjadi di terminal Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Lombok. "Sehingga tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan penumpang," ujar Pramintohadi. 

Sementara untuk maskapai, Pramintohadi meminta selalu berkomunikasi dengan penumpang dan memberitahukan perkembangan operasional penerbangan terbaru dari dan ke daerah tersebut. Sebab menurutnya banyak penumpang yang membatalkan atau mengubah jadwal penerbangannya dari dan ke daerah tersebut.

Untuk mengkoordinir dan mengawasi penanganan penerbangan paska gempa itu, Pramintohadi meminta masing-masing Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara setempat untuk melakukan pengawasan dan koordinasi di wilayahnya. "Para inspektur penerbangan dan bandara harus disebar untuk melakukan pengawasan dan koordinasi serta melakukan bantuan-bantuan lain yang diperlukan," jelas Pramintohadi. 

Gempa di NTB pada Ahad (5/8) menyebabkan kerusakan pada bangunan di bandara Lombok dan Bali. Setelah kejadian, operasional penerbangan sempat terdampak namun tidak memakan waktu lama dan kembali normal pada malam itu juga. Meskipun begitu, gempa susulan beberapa kali masih terjadi bahkan hingga Senin pagi (6/8). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement