Senin 06 Aug 2018 18:59 WIB

13 Ribu WNA Berada di Lombok Saat Gempa

Imigrasi membuka posko bersama sejumlah kedutaan di Bandara Lombok Raya.

Rep: Dian Fath R/ Red: Indira Rezkisari
Wisatawan asing mencari tumpangan pascagempa di Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Wisatawan asing mencari tumpangan pascagempa di Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 13.037 warga negara asing (WNA) dari berbagai negara di wilayah bencana Lombok saat ini. Data tersebut berdasarkan data perlintasan WNA yang masuk melalui Bandar Udara Lombok Raya periode Januari 2018 sampai Juli 2018.

"WNA tersebut berasal dari 74 negara dengan warga negara asing terbanyak berasal dari Prancis 448 orang, Australia 406 orang, Britania Raya 376 orang, Jerman 326 orang dan Belanda 298 orang," kata Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi, Agung Sampurno melalui siaran persnya, Senin (6/8).

Selain menggunakan visa kunjungan terdapat pula WNA pemegang Izin Tinggal Terbatas, Izin Tinggal Tetap dan Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim). Agung mengatakan, paling banyak adalah WNA dengan jenis kelamin Laki-laki sejumlah 1.030. Mereka umumnya adalah pengguna visa kunjungan.

Sesuai dengan kebijakan keimigrasian yang diatur dalam Penanggulangan Keadaan Darurat di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) maka bagi orang asing yang overstay yang disebabkan oleh bencana alam maka kepada yang bersangkutan tidak akan dikenakan biaya denda 25 dolar AS per hari. Mereka dapat langsung diberangkatkan ke negara asal.

"Bagi orang asing yang kehilangan dokumen perjalanan dapat meminta emergency document dari kedutaannya masing-masing tanpa perlu membuat laporan kehilangan dari polisi dan surat pengantar dari Kantor Imigrasi," tutur Agung.

Saat ini Kantor Imigrasi Mataram telah membuat Posko Bersama di Bandara Lombok Raya, tugasnya adalah mendata dan membantu proses kepulangan WNA.  Selain itu beberapa Kedutaan seperti Australia, Prancis, Singapura dan Spanyol telah menempatkan petugas konsuler untuk mendata warga negaranya yang membutuhkan bantuan.

Sementara itu Kantor Imigrasi Mataram tetap membuka pelayanan keimigrasian kepada WNI dan WNA meski hanya oleh beberapa orang staf. Alasannya sebagian dari mereka juga menjadi korban atau keluarganya menjadi korban bencana.

Hingga sore ini terdapat satu WNA Cina yang datang melaporkan kehilangan dokumen perjalanannya ke Kantor Imigrasi Mataram dan telah dikoordinasikan dengan kedutaannya untuk penerbitan paspor darurat demi proses kepulangan. Agung menambahkan, kondisi Bandara Lombok Raya sangat padat dan ramai oleh para WNA yang ingin keluar dan kembali ke negara asalnya, demikian juga halnya penumpang domestik yang ingin keluar dari Lombok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement