Senin 06 Aug 2018 17:56 WIB

Sebelum Puncak Kemarau, Warga Blora Alami Krisis Air Bersih

Masing-masing desa juga mendapatkan bantuan air bersih sebanyak tiga tangki.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Kekeringan
Foto: Antara
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dampak musim kemarau di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kian meluas, awal Agustus 2018 ini. Sehingga bantuan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih terus meningkat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora telah menyalurkan sedikitnya 33 tangki (162 ribu liter) air bersih kepada warga yang membutuhkan, pada Sabtu (4/8) dan Ahad (5/8) kemarin.

“Bantuan air bersih ini didistribusikan untuk 11 desa yang ada di dua kecamatan, masing-masing Kecamatan Randublatung dan Kecamatan Kedungtuban,” kata Kepala BPBD Kabupaten Blora, Sri Rahayu, Senin (6/8).

Di wilayah Kecamatan Randublatung, ungkapnya, bantuan air bersih BPBD Kabupaten Blora disalurkan untuk warga Desa Tlogotuwung, Gembyungan, Plosorejo, Sambongwangan, serta Desa Jeruk akhir pekan kemarin.

“Total air bersih yang disalurkan untuk kelima desa di wilayah Kecamatan Randublatung ini mencapai 15 tangki yang masing-masing berkapasitas 5.000 liter,” ujarnya.

Sedangkan pada Ahad kemarin, lanjut Sri Rahayu, BPBD Kabupaten Blora juga menyalurkan bantuan air bersih untuk dua desa di kecamatan Randublatung. Masing-masing untuk Desa Bekutuk sebanyak tiga tangki serta Desa Tanggel sebanyak tiga tangki.   

Pada hari yang sama, BPBD Kabupaten Blora juga menyalurkan bantuan air bersih untuk empat desa yang ada di wilayah Kecamatan Kedungtuban. Masing-masing untuk Desa Kedungtuban, Kalen, Nglandeyan serta Desa Ngraho.

Masing-masing desa ini juga mendapatkan bantuan air bersih sebanyak tiga tangki atau 15 ribu liter. Sehingga total air bersih yang disalurkan untuk ke-empat desa ini mencapai 12 tangki.

Ia juga mengungkapkan, berdasarkan informasi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di wilayah Kabupaten Blora berlangsung pada Agustus ini hingga September nanti.

Kendati begitu, menjelang puncak musim kemarau sejumlah wilayah di kabupaten ini telah terdampak. Hal ini ditandai dengan berkurangnya sumber air yang selama ini jamak dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Sehingga sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Blora sudah mengalami krisis air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain Kecamatan Randublatung dan Kedungtuban, wilayah kecamatan lain yang telah terdampak musim kemarau di Kabupaten Blora adalah Kecamatan Jati dan Kecamatan Banjarejo.

Beberapa desa di Kecamatan Jati yang telah mengalami krisis air bersih hingga awal Agustus ini. Antara lain Desa Jati, Doplang, Jegong, Singget, Gabusan, Tobo, serta Desa Gempol.

Sedangkan di Kecamatan Banjarejo juga sedikitnya juga sudah ada 12 desa yang mengalami krisis air bersih serta 14 desa yang berada di wilayah Kecamatan Todanan.

“Semua desa yang telah masuk wilayah terdampak krisis air bersih akibat musim kemara tersebut sudah mendapatkan bantuan air bersih oleh BPBD Kabupaten Blora,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement