Senin 06 Aug 2018 15:32 WIB

Menpar Perkuat Akses ke Bali dan Lombok Pascagempa

Menpar harap wisatawan yang ingin terbang keluar bisa dilayani.

Sejumlah warga melihat reruntuhan bangunan akibat gempa yang menimpa kendaraan di salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar, Bali, Ahad (5/8).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Sejumlah warga melihat reruntuhan bangunan akibat gempa yang menimpa kendaraan di salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar, Bali, Ahad (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memperkuat akses ke Lombok dan Bali sebagai langkah untuk mengantisipasi lonjakan perubahan jadwal wisman untuk terbang keluar dari dua pulau tersebut. Ia menegaskan akan menerapkan manajemen krisis dengan optimal di Lombok dan Bali yang terdampak oleh gempa berkekuatan 7,0 SR, Ahad (5/8).

"Saya memantau permintaan orang keluar Lombok dan Bali via maskapai dan bandara, baik di Lombok maupun Bali. Jajaran kami langsung mencari tambahan pesawat atau extraflights, dan sekaligus slot untuk pergerakan pesawat baru dari dan menuju Lombok-Bali," kata Menpar Arief Yahya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/8).

Menpar Arief secara khusus, meminta dan mengimbau kepada seluruh pimpinan maskapai asing untuk mengedepankan pelayanan penumpang. "Permudah dan percepat buat wisman yang hendak mengubah rencana perjalanan atau 'rerouting' maupun 'ticket reissuance'. Mohon dibantu sepenuhnya dan tidak mengenakan pinalti," ungkap Arief Yahya.

Hal itu karena para wisatawan tersebut terpaksa mengubah jadwal berkunjung bukan karena memang berencana begitu. Melainkan akibat situasi bencana, sehingga harus terbang lebih awal dari rencana.

Beberapa maskapai nasional juga sudah menyiapkan penerbangan tambahan dalam posisi stand by. Ketika dibutuhkan, Garuda Indonesia misalnya sudah mencadangkan empat hingga enam penerbangan tambahan. "Kami terus memantau permintaan dan peningkatan traffic menuju Jakarta maupun mancanegara," tambah Judi Rifajantoro Staf Khusus Menpar Bidang Akses dan Infrastruktur.

"Bandara LOP Lombok Praya atau Lombok International Airport juga terus melakukan pelayanan prima. Bahkan kali ini LOP buka 24 jam penuh untuk mengantisipasi jika harus menambah ekstra pesawat ke mancanegara," kata Robert Waloni, Tenaga Ahli Kemenpar Bidang Akses dan Infrastruktur.

Menpar Arief Yahya memang tidak mau menutup-nutupi situasi terkini di Lombok dan Bali, akibat gempa bumi itu. Terhitung mulai Senin 6 Agustus 2018, Menpar pun telah menginstruksikan Tim MKK (Manajemen Krisis Kepariwisataan), yang dipimpin oleh Guntur Sakti untuk membuka Posko di Lombok bersama Poltekpar Lombok dan Pemda terkait.

"Posko tersebut dibangun dan difokuskan sebagai layanan informasi khususnya bagi wisatawan yang terdampak, baik nusantara maupun mancanegara," jelas Arief Yahya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement