REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana gempa bumi 7 skala richter (SR) yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya, Ahad (5/8) malam menewaskan sedikitnya 91 jiwa hingga Senin (6/8) siang. Selain itu, BNPB mendapat laporan para jamaah masjid di Lombok Utara dan tujuh wisatawan ikut menjadi korban tewas.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban tewas masih belum ada perubahan. "Sampai dengan siang ini korban meninggal dunia belum berubah yaitu total 91 jiwa, 209 orang luka-luka, ribuan rumah rusak, dan ribuan warga masih mengungsi," katanya saat konferensi pers update Gempa Lombok, di Graha BNPB, di Jakarta Timur, Senin siang.
Ia merinci, korban meninggal dunia terbanyak di Lombok Utara yaitu 72 jiwa dan 64 luka-luka. Kemudian di Kota Mataram empat jiwa meninggal dunia, 63 orang luka berat, delapan orang luka ringan, dan 37 orang dirawat di rumah sakit (RS). Kemudian di Lombok Timur dua jiwa meninggal, Lombok Tengah dua jiwa meninggal, Lombok tengah sembilan orang meninggal dunia, dan dua jiwa tewas di Bali. Selain itu, kata dia, pihaknya mendapatkan laporan tambahan korban jiwa yaitu para jamaah yang sedang melaksanakan shalat Isya di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. "Mereka belum dievakuasi karena belum ada alat berat di sana," katanya.
Hingga saat ini, kata dia, tim SAR tengah melakukan evakuasi manual. Tak hanya itu, BNPB juga mendapatkan laporan tujuh wisatawan di Gili meninggal dunia akibat gempa. Tetapi ia menegaskan kabar ini belum bisa diverifikasi karena masih dicek. Karena itu pihaknya memperkirakan tambahan jumlah korban tewas. "Tambahan jumlah korban meninggal belum bisa diperkirakan. Jadi kami hanya mendapatkan data resmi yang meninggal 91 jiwa," katanya.
Baca: Listrik Padam dan Jaringan Air Rusak Akibat Gempa