REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mendata Buleleng dan Karangasem merupakan dua kabupaten yang terdampak paling parah dari gempa 7,0 skala richter (SR) yang mengguncang Lombok Utara, Ahad (5/8) malam. Pelaksana Tugas Kepala BPBD Provinsi Bali, Dewa Putu Mantra mengatakan dampaknya berupa fisik dan korban luka.
"Buleleng dan Karangasem paling terdampak dan paling banyak korban luka. Korban umumnya patah tulang karena tertimpa puing atau bangunan roboh," kata Putu Mantra dijumpai Republika.co.id di Denpasar, Senin (6/8).
Baca: Terdampak Gempa, Bandara Ngurah Rai Tetap Beroperasi Normal
Tim BPBD mengerahkan personel ke lapangan untuk mendata seluruh kerusakan dan memberi pertolongan bagi yang membutuhkan. Dua tenda telah didirikan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah untuk pasien yang masih trauma dan menolak dirawat di dalam ruangan.
"Sampai siang ini masih ada pasien yang tidak mau masuk ke dalam rumah sakit, sehingga perawatan dilakukan di tenda," kata Putu Mantra.
Kerusakan terbanyak di Buleleng merata di lima kecamatan, mulai dari Kecamatan Kubu Tambahan (delapan kerusakan), Sawan (3), Tejakula (2), Buleleng (4), dan Sukasada (2). Bentuk kerusakan mulai dari rumah rusak, bale banjar roboh, tembok rumah jebol, pura dan padmasana rusak, plafon jatuh, hingga kerusakan pada langit-langit gedung rektorat Kampus Undiksha.
Baca: Seorang Wisatawan di Bali Meninggal Dunia Usai Gempa
"Estimasi kerugiannya diperkirakan Rp 293 juta," kata Putu Mantra.
Kerusakan di Karangasem terjadi di lima kecamatan, mulai dari Kecamatan Karangasem (empat kerusakan), Manggis (3), Selat (1), Rendang (3), Abang (4). Estimasi kerugian masih didata sampai hari ini. Bentuk kerusakannya mulai dari atap runtuh, plafon jebol, sanggah dan bagian candi roboh, tembok dapur dan atap genteng rumah berjatuhan.