Senin 06 Aug 2018 07:44 WIB

Pengamat: Kecil Kemungkinan PKB Tinggalkan Poros Jokowi

Pada hari kedua pendaftaran capres, tidak memungkinkan bagi parpol pindah koalisi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dan jamuan makan malam dengan dengan ketua umum partai politik koalisi (kiri ke kanan) Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).
Foto: Antara/Rusman Djony
Presiden Joko Widodo (tengah) melakukan pertemuan dan jamuan makan malam dengan dengan ketua umum partai politik koalisi (kiri ke kanan) Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang, dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) Prof Maswadi Rauf menilai kecil kemungkinan PKB meninggalkan poros Joko Widodo. Maswadi menilai saat ini sudah tidak memungkinkan bagi partai politik untuk berpindah koalisi memasuki hari kedua pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Kalau dia meninggalkan poros Jokowi, dia mau bergabung dengan siapa, karena kalau di poros Prabowo juga (PKB) nggak mungkin dapat cawapres juga, kecuali kalau dia bisa membentuk poros ketiga," ujar Maswadi saat dihubungi wartawan, Ahad (5/8).

Sementara peluang membuat poros ketiga sudah tidak memungkinkan bagi PKB. Kecuali jika, ada dua partai lain bergabung bersama PKB.

Karena itu, ia memprediksi PKB tetap di kubu Jokowi meskipun Jokowi tak memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. “Nggak ada keuntungan apa-apa buat PKB kalau keluar, saya duga nanti dia tetap di kubu itu tapi tuntutannya untuk jadi menteri akan lebih banyak lagi," ujar Maswadi.

Apalagi, PKB juga memiliki kepentingan untuk terus berada di koalisi Pemerintahan. "Jadi saya kira PKB punya kepentingan untuk kemenangan Jokowi, sebab kemenangan Jokowi berarti kesempatan lebih lama di jaringan pemerintah," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement