Ahad 05 Aug 2018 19:40 WIB

Ini Suasana Mencekam Usai Gempa di Mataram

Listrik di Kota Mataram mati usai gempa terjadi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga Mataram keluar rumah dan terjadi kemacetan di Jalan Majapahit, Mataram, Ahad (5/8), lantaran adanya isu tsunami.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Warga Mataram keluar rumah dan terjadi kemacetan di Jalan Majapahit, Mataram, Ahad (5/8), lantaran adanya isu tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Warga di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), berhamburan keluar rumah lantaran gempa berkekuatan 6,8 SR pada Ahad (5/8) sekira pukul 19.50 Wita. 

Pantauan Republika, gempa kali ini lebih terasa dan juga relatif lebih lama dibandingkan gempa pada Ahad (29/7). Tak lama gempa terjadi, listrik padam membuat suasana terasa mencekam. Sejumlah anak-anak juga menangis akibat panik.

Seorang warga Kekalik, Mataram, Arif mengaku kaget dengan gempa yang terjadi. Arif yang sedang menonton televisi di kos langsung lari keluar begitu gempa terjadi.

"Panik makanya langsung lari, tapi sempat balik ke kos sebentar ambil HP,"

Arif saat ini mengaku memilih berada di luar kos karena khawatir adanya gempa susulan. Hingga saat ini, kondisi listrik masih padam dan sejumlah warga memilih berada di luar.

Gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa berkekuatan 7,0 skala richter (SR) ini berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Dikutip dari akun Twitter resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut terjadi pada Ahad (5/8) pukul 18.46 WIB. Lokasi gempa terjadi di Lombk Timur, NTB dengan koordinat 8,36 lintang selatan dan 116,48 bujur timur (BT). Gempa berada di kedalaman 15 km

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement