Jumat 03 Aug 2018 01:21 WIB

Gerindra: Dana Pemenangan Prabowo Bukan dari Taipan

Gerindra mengklaim PKS dan PAN telah sepakat mengusung Prabowo sebagai capres.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunggu kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunggu kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menyatakan, dana pemenangan bakal calon presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 berasal dari masyarakat. Cara ini dilakukan dengan memulai penggalangan dana dari masyarakat untuk mengupayakan pemenangan Prabowo.

"Dana ini kan konsep kita dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Jadi dana kita ini bukan dari taipan, dana kita dari masyarakat, jadi nanti kan kita menggalang dana, dukungan dari masyarakat, itu yang kita siapkan," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (2/8).

Kalaupun nantinya ada donatur yang membantu pemenangan Prabowo, lanjut Riza, tentu akan dipublikasikan ke masyarakat sebagaimana aturan perundang-undangan yang berlaku. Namun pada intinya, dana pemenangan Prabowo didasarkan pada prinsip berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari.

"Kita bangsa yang berdikari, harus berdaulat, dan urusan kemenangan ini kita ingin berdiri sendiri, caranya bagaimana, ya dari masyarakat oleh masyarakat untuk masyarakat, jadi ikut patungan, kerja sama. Semuanya, tentu juga parpol berjuang, semua nanti berjuang," kata dia.

Begitupun dalam hal penentuan cawapres untuk Prabowo. Menurut Riza, proses penentuan cawapres ini tidak didasarkan pada pertimbangan dana, tapi lebih pada popularitas, dan elektabilitas.

"Kita enggak bicara dana. Banyak faktor. Dan yang tak kalah pentingnya juga kalau nanti bergabung dengan Gerindra itu bisa kerja sama, punya chemistry, bisa menambah suara," ungkapnya.

Prabowo hingga kini belum menentukan cawapresnya. Dua nama disebut-sebut menjadi calon terkuat, yakni Salim Segaf dan Agus Harimurti Yudhoyono. Sedangkan ustaz Abdul Somad, yang direkomendasikan ijtima GNPF Ulama untuk menjadi cawapres Prabowo, menolak maju ke pilpres dan lebih memilih berdakwah.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan keterangan pers seusai bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7) lalu. Dalam pertemuan selama lebih kurang tiga jam tersebut, SBY mengatakan, dia dan Partai Demokrat sepakat untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres).

"Kalau ditanya apakah masih ada diskusi Pak Prabowo presiden atau tidak, kami datang dengan satu pengertian Pak Prabowo adalah calon presiden kita," kata SBY disambut tepuk tangan pimpinan kedua partai yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Selanjutnya, SBY menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo untuk mengambil keputusan siapa calon wakil presiden (cawapres) yang akan menjadi pendampingnya. "Yang penting rakyat memberi dukungan yang kuat. Diyakini, pemerintahnya bisa mengemban dengan baik," kata presiden keenam RI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement