Selasa 31 Jul 2018 22:59 WIB

PUPR Bangun Rumah Khusus Bagi Nelayan di NTB

Rumah khusus sebanyak 52 unit itu dibangun dengan anggaran Rp 7,45 miliar

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebuah perahu nelayan melintas dengan latar belakang Gunung Agung saat matahari terbenam di pantai Senggigi, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, NTB, Rabu (27/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sebuah perahu nelayan melintas dengan latar belakang Gunung Agung saat matahari terbenam di pantai Senggigi, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, NTB, Rabu (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DOMPU -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun rumah khusus bagi nelayan di Indonesia. Sebanyak 204 unit rumah khusus nelayan telah dibangun sejak 2017 di Pulau Sumbawa.

Rumah khusus tersebut tersebar di tiga lokasi yang seluruhnya sudah dihuni. Lokasi pertama adalah Rusus nelayan di Desa Tanjung luar, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 52 unit. Kemudian 100 unit untuk nelayan di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa dan 52 unit di Desa Hu’u, Kabupaten Dompu. Total biaya pembangunan 204 rusus tersebut sebesar Rp 33,6 miliar. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan rumah khusus untuk nelayan bertujuan agar nelayan memiliki rumah layak huni dan mengatasi kawasan kumuh di pesisir laut. 

"Rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti nelayan, pemukiman kembali korban bencana/pengungsi, guru, tenaga medis, TNI/Polri dan petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil," kata dia, Selasa (31/7).

Suwaidin (21 tahun), salah seorang nelayan di Desa Hu’u mengaku senang dengan adanya rumah khusus. Sebelumnya ia menempati rumah dengan satu kamar dari bilik bambu dengan atap yang sudah reot.

"Kami sangat bersyukur mendapat bantuan rumah khusus ini. Untuk mendapat Rusus ini tidak dikenakan biaya apapun, hanya mengumpulkan KTP dan Kartu Keluarga saja," katanya yang tinggal bersama istri dan seorang anaknya. Jaraknya tempuh dari rumah khusus ke laut hanya membutuhkan waktu lima menit dengan berjalan kaki.

Manfaat Rusus juga dirasakan Indah (26 tahun) yang mengatakan kondisi bangunan rusus kokoh serta tersedia fasilitas air minum dan jalan lingkungan. Sebelumnya, keluarganya tinggal bersama mertua dengan kondisi tidak layak huni dan dinding yang sudah rapuh.

"Tidak bisa untuk bersandar karena khawatir rubuh," kata Indah yang sudah menempati Rusus sejak Januari 2018.

Rusus di Desa Hu’u dibangun sebanyak 52 unit melalui anggaran Ditjen Penyediaan Perumahan dengan anggaran total Rp 7,45 miliar. Rumah yang dibangun tipe 36 dengan luas tanah 120 meter persegi dengan pondasi batu kali, dinding bata merah diplester dan cat, atap menggunakan rangka baja ringan dan genteng metal serta lantai keramik. 

Masyarakat nelayan Desa Hu’u nyaman tinggal di rusus karena sudah dilengkapi menara air dan jaringan air ke masing-masing rumah, listrik, drainase dan jalan lingkungan berupa paving block.

Direktur Rumah Khusus Ditjen Penyediaan Perumahan Christ Robert Marbun mengatakan, pada 2018, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan rusus di NTB sebesar Rp 17,5 miliar pada tiga lokasi yakni di Kota Bima sebanyak 90 unit yang diperuntukan bagi korban banjir 2016, rusus nelayan di Poto Tano sebanyak 40 unit dan Pulau Kaung sebanyak 50 unit. 

Jumlah Rusus yang dibangun di NTB oleh Kementerian PUPR pada 2016-2018 sebanyak 578 unit dengan total anggaran sebesar Rp 74,4 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement