Selasa 31 Jul 2018 19:18 WIB

Pasukan Oranye, Melukis dalam Cibiran

Anggota PPSU melukis dengan meniru gambar contoh yang dicetak kelurahan.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ani Nursalikah
Hasil karya Pasukan Oranye membuat mural Asian Games di Jalan Antasari, Jakarta Selatan, Selasa (31/7).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Hasil karya Pasukan Oranye membuat mural Asian Games di Jalan Antasari, Jakarta Selatan, Selasa (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sodikun, salah satu anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau Pasukan Oranye kelurahan Cipete Selatan, Jakarta Selatan sedang membereskan kaleng-kaleng catnya. Ia dan empat orang rekan yang lain, baru saja melukis mural Asian Games.

"Gambar apa nih ya, burung garuda kali ya?" tanya Sodikun kepada Taufik, rekannya.

Taufik mengiyakan pertanyaan Sodikun, lalu menyebutkan gambar-gambar hasil karya mereka di salah satu sisi tembok jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan. "Ada garuda, terus gambar tujuh belasan (hari kemerdekaan), sama gambar maskot-maskot (Asian Games)," kata Taufik kepada Republika.co.id, Senin (31/7).

Taufik mengatakan, timnya butuh dua hari kerja untuk menyelesaikan mural sepanjang 10 meter. Setiap hari, anggota PPSU tersebut melukis dari pukul 07.00 hingga pukul 15.00.

Ketika akan mulai melukis, ia meniru gambar contoh yang dicetak kelurahan. Untuk memilih lokasi penggambaran mural, sebelumnya kelurahan sudah berkoordinasi dengan pemilik lahan atau tembok yang menjadi target pelukisan.

photo

Bagi Taufik dan rekannya, mural yang paling sulit adalah gambar garuda pancasila. Ia beralasan, gambar burung tersebut memiliki banyak detail yang harus diperhatikan.

Menurut salah satu warga, Ichsan (25 tahun), mural yang dibuat anggota pasukan oranye merupakan langkah awal yang patut diapresiasi. "Inisiatif pasukan oranye sudah ada, walaupun ada beberapa gambar yang tidak sesuai aslinya," kata dia.

Ichsan memaklumi kualitas mural yang digambar pasukan oranye. Menurutnya, hal tersebut wajar karena pasukan oranye tidak dibekali keahlian dalam hal melukis sebuah mural.

Di satu sisi, Ichsan menilai ketersediaan informasi tidak kalah penting dengan pelukisan mural di berbagai tempat. Bagi dia, walaupun meningkatkan perhatian masyarakat, gembar-gembor pelukisan mural di jalan raya hanya sedap dipandang.

"Seharusnya akses kepada masyarakat yang diutamakan Pemprov (DKI Jakarta), kayak jadwal pertandingan dan transportasi menuju venue," ujar Ichsan.

photo

Lurah Cipete Selatan, Euis Sa'adah, menyatakan akan terus mengerahkan pasukan oranye untuk membuat mural. "Rencananya, pembuatan mural akan dilakukan sampai 17 Agustus," ujar Euis kepada Republika.co.id.

Ia juga mengatakan, selain menggambar mural Asian Games, PPSU juga menggambar mural bertema hari kemerdekaan Indonesia. Euis memilih tidak 'ambil pusing' terhadap berbagai komentar yang berasal dari masyarakat. Baginya, pasukan oranye dikerahkan menggambar mural untuk ikut memeriahkan suasana.

"Saya lihat sendiri bapak-bapak PPSU menggambar, gambarnya bagus-bagus kok, tapi nggak masalah jika pendapat orang berbeda-beda," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement