Ahad 29 Jul 2018 20:09 WIB

Sandi Harapkan Ribuan Lapangan Kerja Terkait Asian Games

Pemprov juga telah menyiapkan rencana pengelolaan untuk venue setelah Asian Games

Rep: Lintar Satria/ Red: Hazliansyah
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno berbicara dalam peluncuran stiker aman saji Asian Games 2018.
Foto: Diskominfotik DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno berbicara dalam peluncuran stiker aman saji Asian Games 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap terciptanya lapangan pekerja baru sebagai dampak dari penyelenggaraan Asian Games. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro sebelumnya memperkirakan pelaksanaan Asian Games 2018 dapat menaikkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta sebesar 0,3 sampai 0,4 persen.

"Tentunya kami harapkan justru pertumbuhan ini menghasilkan lapangan pekerjaan, tidak hanya pertumbuhan tapi ada 5.000 sampai 10.000 lapangan pekerjaan baru yang akan bisa diciptakan di DKI berkaitan dengan Asian Games. Ini dampak yang paling riil yang dirasakan masyarakat," kata Sandiaga Uno, Ahad (29/7).

Dampak langsung Asian Games 2018 bagi ekonomi DKI Jakarta dari tahun 2016 sampai 2018 diperkirakan mencapai Rp 22 triliun. Jumlah tersebut didapat dari investasi konstruksi sebesar Rp 13,7 triliun dan operasionalisasi penyelenggaraan senilai Rp 5,8 triliun, serta pengeluaran pengunjung mancanegara dan domestik sebesar Rp 2,6 triliun.

Kementerian PPN atau Bappenas juga merekomendasikan kebijakan untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang venue Asian Games. Beberapa negara seperti Australia, Inggris dan Cina dianggap berhasil memanfaatkan venue yang dibangun khusus untuk ajang multievent.

Tiga negara tersebut berhasil membuat venue bekas Olimpiade untuk dimanfaatkan oleh rakyat mereka sendiri.

Sandiaga mengatakan Jakarta juga memiliki rencana yang sama. Beberapa venue seperti Ekuestrian dan Velodrome akan diserahkan ke pihak luar agar dapat dikelola dengan maksimal.

"Velodrome dan Ekuestrian adalah venue kelas dunia. Kalau kita tidak bisa mengelolanya dengan baik, tidak memiliki suatu sistem dan tim yang kuat mengelola aset-aset luar biasa venue ini akan tidak terawat," kata Sandiaga.

Cabang olahraga ekuestrian akan digelar di International Equestrian Pulomas, Jakarta Timur. Venue tersebut merupakan ekuestrian terbesar di Asia Tenggara dan dibangun dengan anggaran Rp 417 miliar. 

Velodrome Jakarta dibangun selama dua tahun dan menelan biaya kurang lebih Rp 650 miliar. Konsep Velodrome Jakarta yang terletak di Rawamangun mengusung konsep eco stadium yang ramah lingkungan.

"Kami ingin masuk ke Kemitraan Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBI). Untuk pengelolaanya kami akan mengajak swasta, pengusaha baik di dalam maupun luar negeri yang mengerti sekali untuk mengelola venue-venue bertaraf internasional ini," kata Sandiaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement