REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Peristiwa gelombang pasang yang menerjang perairan selatan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat berdampak pada rusaknya puluhan warung dan tanggul penaham ombak. Kerusakan yang paling parah terjadi di Pantai Karanghawu Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
"Gelombang tinggi sekitar enam meter melanda pesisir selatan Sukabumi sejak Selasa (24/7) lalu," ujar salah seorang pemilik kios di Pantai Karanghawu, Jajat Sudrajat (65 tahun) kepada Republika.co.id, Jumat (27/7). Gelombang tinggi ini berlangsung hingga Kamis (26/7) lalu.
Menurut Jajat, gelombang tinggi ini terjadi pada malam hari antara pukul 23.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB keesoka harinya. Namun, gelombang laut yang merusak warung dan sarana lainnya terjadi pada pukul 03.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.
Dampaknya, kata Jajat, sebanyak 28 kios atau warung di Pantai Karanghawu hancur. Bahkan sebagian besar warung yang terbuat dari bambu dan barang dagangan di dalamnya terbawa hanyut oleh ombak laut.
Selain itu, sarana parkiran kendaraan roda dua juga ikut rusak. Jajat mengatakan, tanggul penahan ombak yang dibuat warga sepanjang 200 meter pun ikut rusak dihantam gelombang tinggi.
Yanah, pemilik warung di Pantai Karanghawu Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, menunjukkan kondisi warungnya yang hancur dihantam ombak.
Jajat menuturkan, sebagian warga sudah mengantisipasi adanya gelombang tinggi dengan membawa pulang barang dagangannya dari warung. Sehingga, sebagian barang dagangan masih bisa diselamatkan.
Pemilik warung lainnya yang rusak dihantam gelombang, Yanah (59) mengatakan, pedagang sebenarnya sudah mengetahui adanya gelombang tinggi dari informasi yang beredar di masyarakat. "Saya sudah mengamankan barang jualan sebagian ke rumah," ujar dia yang berjualan makanan dan minuman di pinggir Pantai Karanghawu.
Namun, kata Yanah, ada sebagian barang dagangan lainnya yang belum diselamatkan. Rencananya barang tersebut akan dikeluarkan pada Selasa pagi namun gelombang tinggi menerjang pada malam hari.