REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya Fahrul Muzaqqi menilai kapasitas Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto lebih tepat mendampingi Joko Widodo sebagai calon Wakil Presiden RI. Airlangga sangat efektif menjaga stabilitas organisasi.
"Kapasitas beliau menguatkan kembali basis dan pondasi partai tanpa banyak suara, sangat efektif menjaga stabilitas organisasi," ujarnya di sela diskusi bertajuk "Partai Golkar dan Konfigurasi Politik Jawa Timur Menuju 2019" di Surabaya, Kamis (27/7).
Selain stabilitas organisasi, kata dia, Airlangga Hartarto juga memiliki nilai tambah dari segi mesin politik Golkar di tataran akar rumput yang memiliki dukungan solid. "Kapasitas dan karakter beliau berbeda dari yang lain, apalagi mampu menjaga sikap. Inilah yang diperlukan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, akademisi Unair itu menyampaikan, suara-suara anak muda pada Pemilu 2019 sangat potensial bagi tokoh maupun partai politik. Dengan demikian, segmen ini harus mendapatkan perhatian lebih ke depan.
Menurut dia, terdapat sekitar 40 persen pemilih muda yang usianya di bawah 35 dan memerlukan pendekatan tersendiri terkait proyeksi Indonesia menyambut 2025. "Ini menjadi lumbung perebutan bagi partai atau tokoh untuk meraup suara lebih banyak. Tentunya generasi milenial butuh pendekatan lebih," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD II Partai Golkar Surabaya Blegur Prijanggono yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan, Airlangga adalah calon yang pas mendampingi Jokowi. Sebab, Airlangga memiliki visi sama, ditambah dengan kemampuannya masuk ke basis suara milenial.
"Pak Airlangga adalah sosok individu yang lengkap untuk mendampingi Jokowi, dengan latar belakang teknokrat dan memiliki beragam inovasi untuk anak muda, salah satunya adalah Revolusi Industri 4.0," katanya.