Kamis 26 Jul 2018 16:28 WIB

Kali Item, Warisan Masalah dan Pertaruhan Bagi Anies-Sandi

Bau busuk Kali Item dikhawatirkan akan mengganggu para atlet Asian Games.

Rep: Sri Handayani, Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Foto aerial Wisma Atlet Kemayoran yang berada di dekat Kali Item di Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Foto aerial Wisma Atlet Kemayoran yang berada di dekat Kali Item di Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Nama Kali Item belakangan santer diperbincangkan sebulan jelang dimulainya Asian Games 2018. Selain karena warnanya yang pekat, bau busuk yang keluar dari sungai tersebut dikhawatirkan mengganggu para atlet yang tinggal di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad (22/7).

Upaya penjernihan dan pengurangan bau di Kali Item, bahkan menjadi bahan peliputan media asing. Channel News Asia mewartakan, upaya menyelubungi permukaan sungai dengan waring atau jaring hanya menutup sumber bau tapi tidak menyelesaikan inti masalah di Kali Item, yakni pencemaran.

Laporan itu tertuang dalam artikel yang berjudul 'Jakarta Covers Up 'Stinky, Toxic' River near Asian Games Village'. "Tetapi masalah sungai beracun dan berbau tak sedap, yang berada tak jauh dari tempat tinggal para atlet, muncul di luar rencana perbaikan, sehingga pemerintah memutuskan untuk menyembunyikannya," tulis media tersebut, Jumat (20/7).

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan berpendapat sorotan negatif dari media asing bersumber dari pemberitaan media nasional. Menurutnya, pencemaran air di Kali Item bukan masalah yang baru muncul ini merupakan masalah menahun yang tidak dapat diselesaikan oleh pemerintahan sebelumnya.

"Jadi, kami terima warisan masalah ini," kata Anies di Jakarta Selatan, Selasa (24/7).

Anies menambahkan, apabila pemerintah terdahulu mampu menyelesaikan masalah di Kali Item, pemerintahannya tak akan terbebani masalah tersebut. Menurut Anies, di satu sisi kondisi Kali Item yang hitam, kotor dan bau tidak dibuat oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta. Kendati demikian, kondisi itu harus diterima. Di sisi lain, DKI Jakarta menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games 2018. Oleh karenanya, Pemprov DKI berusaha mengatasi masalah sampah, warna dan bau sebagai persiapan menuju Asian Games 2018.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu melakukan penutupan permukaan air sungai dengan jaring atau waring. Selain menutup pemandangan tak sedap mata dari sungai yang berwarna hitam, upaya itu juga diharapkan akan mengurangi evaporasi atau penguapan yang menyebabkan bau tak sedap menyebar.

"Jadi Insya Allah nanti pada saat pelaksanaan Asian Games, Insya Allah nanti akan bisa minimal aroma dari tempat itu tidak kuat lagi," ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup isnawa Adji mengatakan beberapa upaya yang telah dilakukan yaitu pemasangan nano bubble, aerator, waring atau jaring, dan penanaman tumbuh-tumbuhan di sekitar Kali Item.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penaatan Hukum Dinas Lingkungan Hidup Mundarisin menambahkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan dari upaya penjernihan dan penghilangan bau di Kali Item.

Hasil pemantauan pertama, atau sebelum dilakukan pemasangan nano bubble dan aerator, menunjukkan kadar Chemical Oxygen Demand (COD) di Kali Item mencapai dua kali lipat dari standar baku mutu kelas tiga. Standar ini biasa digunakan untuk air di lahan perikanan.

Menurut Mundarisin, hasil pengukuran tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan. "Ya biasalah namanya air sungai apalagi posisi di sini ya, ada yang tinggi parameternya," kata dia.

Menurut Mundarisin, air di Kali Item sudah memenuhi standar baku mutu kelas empat. Artinya, air tersebut dapat digunakan untuk pertanian. Baku mutu kelas satu digunakan untuk air minum sementara standar baku mutu kelas dua digunakan untuk air baku.

Mundarisin menambahkan, kepekatan warna air di Kali Item merupakan hasil bayangan dari lumpur yang ada di dasar sungai tersebut. Lumpur ini terbawa dari area hulu sungai, terutama Kali Baru Timur dan Kali Sentiong. Endapan lumpur di dasar sungai itu disebut banyak mengandung humus, sehingga lebih subur.

Baik Isnawa maupun Mundarisin mengatakan, pada dasarnya air di Kali Item tidak berwarna hitam pekat, namun kecoklatan. "Kalau diambil pakai ember jernih airnya. Tapi ya bukan jernih kaya air mineral," ujar Mundarisin.

Baca juga:

photo
Petugas kebersihan membersihkan sampah di Kali Item yang telah ditutup jaring di dekat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).

Habiskan anggaran Rp 580 juta

Ibarat orang bertaruh, upaya menjernihkan dan menghilangkan bau Kali Item memakan anggaran yang tidak sedikit. Pemprov DKI Jakarta menggelontorkan anggaran Rp 580 juta yang diambil dari pos APBD 2018 yang dikelola oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) demi hilangnya bau busuk Kali Item pada saat Asian Games 2018..

"Anggaran Kali Item total pagu anggaran Rp 580.833.000, terbagi tiga segmen. Segmen satu panjang 240 meter, pagu anggaran 192.232.000, segmen dua panjang 240 meter pagu anggaran 192.232.000, segmen tiga panjang 246 meter pagu anggaran 196.369.000," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (24/7) malam.

Sandiaga mengakui, teknologi nano bubble dan aerator untuk mengurangi bau dan membersihkan kali tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal. Namun, pembersihan kali akan terus dilakukan.

Pemprov DKI Jakarta pun terus berkomunikasi dengan penyedia teknologi tersebut untuk memaksimalkan kerjanya. Untuk memaksimalkan kinerja teknologi yang telah dipasang di kali, debit air akan ditambah untuk mengimbangi kinerja mesinnya.

"Volume air dengan jumlah nano bubble ini jumlahnya tidak seimbang, jadi kita harus perlu tambah. Selain itu, pengerukan lumpur juga telah dilakukan, namun tetap tidak maksimal karena kali tersebut belum dipasang sheet pile. Jadi ini adalah proses yang akan kita lakukan terus ke depan," tambahnya.

Sandi mengatakan, momen Asian Games 2018 merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk bersatu dan membuktikan kepada media asing dan tamu-tamu internasional bahwa permasalahan di Kali Item bisa teratasi.

"Kita sudah buktikan kemarin kita lakukan double tripple protection karena nanti di samping Kali Item akan dijadikan tempat breakfast, dan lunch dan dinner," ujar Sandiaga.

Menurut Sandiaga, upaya mengatasi pencemaran air di Kali Item tak hanya berakhir untuk Asian Games 2018. Ia berharap akan ada perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan, menjaga fasilitas publik, dan menggunakan kendaraan umum.

"Jadi pemicu kita mengubah perilaku sebagai bangsa yang lebih baik," kata Sandi.

photo
Pekerja memasang jaring diatas Kali Item yang berada di dekat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (20/7).

Tak ada sinkronisasi pemerintah pusat dan DKI

Pengamat Tata Kota dari Uni­versitas Trisakti, Yayat Supriatna mempertanyakan terkait tidak adanya sinkronisasi antara pemerintah pusat dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan Kali Item. Menurutnya, sejak pembangunan sarana dan prasarana Asian Games, juga harus ada penataan lingkungan yang dilakukan oleh Pemprov DKI sejak awal.

"Mengapa penataan itu hanya merawat dan membangun wismanya, tapi tidak bersinergi dengan lingkungan. Dan kurangnya koordinasi mungkin dengan pihak Pemprov DKI. Kalau Pemprov DKI sejak awal mengantisipasi pencemaran ini, mungkin sejak awal juga dimasukin programnya (ke RKPD)," kata Yayat saat dihubungi Republika, Rabu (25/7).

Ia pun menyayangkan bahwa penataan Kali Item baru digencarkan saat menuju palaksanaan Asian Games. Menurutnya, panataan Kali Item tersebut tidak bisa dilakukan secara instan, namun membutuhkan waktu yang lama. Sebab, endapan limbah yang ada di sana sudah bertahun-tahun.

"Ini kan pertanyaanya, saat masalah sudah mendesak terkait dengan pelaksanaan Asian Games, masalahnya (bau kali) tercium baru dicari alternatif," tambahnya.

Yayat menuturkan, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya telah lama mempunyai program untuk membersihkan kali di Jakarta. Namun, tidak dijadikan prioritas dan belum dimasukkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

"Kalau dari awal dia punya prioritas untuk penataan kali, seharusnya sejak awal dimasukin ke RKPD. Kalau RKPD sekarang ini apakah itu Kali Item masuk prioritas? gak, pasti belum masuk. Kalau masuk pasti suah dikerjakan dari lama. Akhirnya muncullah dana darurat 500 juta itu," katanya.

Untuk itu, perlu dilakukan penataan yang berlanjut di Kali Item tersebut. Tidak hanya sebelum dan saat Asian Games nanti saja. Sebab, penataan kali itu membutuhkan waktu lama dan harus dilakukan secara berkesinambungan untuk mewujudkan kali bersih.

"Endapan limbah yang sudah bertahun-tahun ini harus betul-betul ditata. Akan terus ada masalah kalau sistem pengolahan limbah manusia, limbah pasar, industri semuanya dibuang ke kali. Penataannya harus ada sistem pengolaan limbah yang maksimal. Kalau nggak itu hanya tetap sepanjang masa Kali Item akan tetap item," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement