Senin 06 Feb 2023 06:22 WIB

Wisma Atlet Kemayoran Sepi, Pengelola Pernah Lihat Kuntilanak?

Mego bilang Wisma bisa jadi RS, dan tower lain jadi hunian.

Rep: Eva Rianti/ Red: Lida Puspaningtyas
Gedung Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/2/2023).
Foto: Republika/Eva Rianti
Gedung Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wisma Atlet Kemayoran Jakarta yang difungsikan sebagai rumah sakit darurat (RSD) Covid-19 kini menjadi sorotan karena sepi dan horor, sehingga dinilai perlu dialihfungsikan. Menanggapi hal itu, pihak pengelola Wisma Atlet Kemayoran mengakui bahwa kondisi pusat RSD Covid-19 tersebut memang tidak banyak fungsi lagi seperti dulu.  

“Iya (memang sepi), tidak ada pasien sejak 30 Desember 2022. (Tapi soal pernyataan banyak kuntilanak) saya kan terlibat dalam pengelolaan wisma atlet sebagai RSD Covid-19, bukan ranah saya mau banyak kuntilanak atau apa,” kata Koordinator Humas Wisma Atlet Kemayoran Mintoro Sumego atau kerap disapa Mego kepada Republika.co.id.

Baca Juga

Pantauan Republika pada Jumat (3/2/2023), kondisi wisma atlet, terutama di Tower 6 yang diketahui merupakan tower yang terakhir dioperasikan untuk melayani keperluan medis pasien Covid-19, tampak sepi. Sejumlah kursi yang didesain berjarak sekitar satu meter sama sekali tidak terisi oleh siapapun, alias kosong. Tak ada kesibukan apapun yang tampak di lokasi tersebut, namun ada satu atau dua orang relawan yang berada di area meja resepsionis.

Informasi yang diperoleh, meskipun sudah sepi atau nol pasien, pihak Wisma Atlet Kemayoran menyiagakan sebanyak 181 relawan, setidaknya hingga Maret 2023. Hal itu sebagai upaya antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kembali ledakan pasien Covid-19.

Sementara itu, saat ditanya terkait dengan pemanfaatan Wisma Atlet lebih lanjut, Mego menyampaikan adanya potensi menjadi rumah sakit, terutama di Tower 6 yang berisikan fasilitas-fasilitas medis yang cukup memadai. Sementara tower-tower lainnya, yakni Tower 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 secara desain lebih cenderung ke arah hunian.

“Karena kita bicara Wisma Atlet sebagai RSD memang dari desain Wisma Atlet yang tadinya tempat tinggal jadi RS, terutama di Tower 6 dikondisikan untuk kedaruratan. Ada disediakan 96 bed ICU, 30 bed IGD, belum lagi sentral oksigen, dan alat-alat medis lainnya ada. (Rekomendasi) untuk RS masih bisa. Kalau tower lain lebih ke perawatan isolasi, jadi lebih ke hunian,” ujarnya.

Sebelumnya diketahui, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengalihkan fungsi gedung Wisma Atlet Kemayoran dari lokasi isolasi pasien Covid-19 menjadi rumah susun sederhana sewa atau rusunawa, sejalan dengan melandainya kasus Covid-19. Dia menilai lebih baik dikelola agar lebih bermanfaat daripada dibiarkan kosong dan menciptakan suasana horor.

“Wisma Atlet daripada mangkrak, lama kosong, banyak kuntilanaknya, Pak, serius karena dekat rumah saya, saya tahu itu tempatnya kuntilanak,” kata Ida dalam rapat komisi D, Rabu (1/2/2023).

Ida menyebut sebenarnya rencana pemanfaatan Wisma Atlet tersebut sudah digaungkan sebelum pandemi Covid-19 melanda. Menurut penuturannya, sempat dilakukan koordinasi bersama dengan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta (Alm) Saefullah mengenai hal itu. Sehingga sejalan dengan melandainya kasus Covid, rencana itu perlu direalisasikan.

“Sekarang mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu. Untuk kita minta jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anak lah, kita kan butuh,” kata dia.

Menurut penuturannya, Pemprov DKI Jakarta bisa mengupayakan hal itu. Terlebih berkaca dari alih fungsi terhadap Rusunawa Pasar Rumput, Jakarta Selatan. Rusunawa tersebut disiapkan oleh Pemerintah Pusat yang bergulir pengelolaannya diberikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput, nah sekarang tambah lagi Wisma Atlet," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement