Rabu 25 Jul 2018 15:54 WIB

LSI: 3 Partai Bersaing Jadi Pemenang Pileg 2019

Tiga partai tersebut, yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Denny JA, Rully Akbar.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Denny JA, Rully Akbar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan, tiga partai bersaing merebut kemenangan pada Pemilu Legislatif 2019. Tiga partai tersebut, yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra.

“Saat ini hanya PDIP, Golkar, dan Gerindra yang paling potensial menjadi pemenang Pileg 2019," kata peneliti senior LSI, Rully Akbar, saat menyampaikan hasil surveinya, di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (25/7).

Menurut dia, hasil Pilkada 2018 ternyata tidak berpengaruh pada peta kekuatan partai menjelang Pileg 2019. Hasilnya, kekuatan elektoral masing-masing partai tak beranjak jauh dari perolehan partai-partai sebelum Pilkada 2018.

“Tiga partai teratas masih ditempati PDIP, Golkar, dan Gerindra. Meski persentase kemenangan PDIP dan Gerindra di Pilkada 2018 di bawah 50 persen, tetapi dukungan terhadap kedua partai ini secara nasional masih stabil," katanya seraya mengatakan ketiga partai itu masuk dalam divisi utama. 

Setelah pilkada, elektabilitas PDIP di angka 22,1 persen, Golkar sebesar 15,8 persen, dan Gerindra sebesar 15,2 persen. Sementara sebelum pilkada, PDIP sebesar 21,7 persen, Golkar 15,3 persen, dan Gerindra sebesar 14,7 persen. 

Sementara itu, partai yang masuk kategori divisi dua atau menengah, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas 7,2 persen, Demokrat sebesar 5,4 persen, dan PKS sebesar 4,2 persen. "Ketiga partai ini bisa mengalami peningkatan suara jika terasosiasi secara kuat dengan salah satu capres di 2019 atau punya program populer yang menyentuh pemilih mayoritas," kata Rully. 

Partai yang elektabilitasnya di bawah empat persen, tetapi punya peluang untuk tetap meloloskan wakilnya di parlemen, yakni PPP sebesar 3,8 persen, Perindo sebesar 3,1 persen, Partai Nasdem sebesar 3 persen, dan PAN sebesar 2,1 persen. 

Kendati demikian, lanjut Rully, keempat partai yang masuk kategori divisi tiga ini harus melakukan kerja ekstra untuk branding partai secara nasional. Selain itu, empat partai ini harus memilih caleg yang punya magnet elektoral untuk bertarung di dapil dan menggerakkan masin partai sejak dini. 

"Hal ini agar tetap menjaga kans partai-partai ini lolos parliamentary threshold (PT) empat persen," ujarnya. 

Sementara itu, partai yang masuk kategori divisi empat (gurem) berdasarkan hasil survei LSI Denny JA pada Juli 2018 ini sebanyak enam parpol, yakni PSI, Partai Garuda, Hanura, PKPI, PBB, dan Partai Berkarya.

Survei nasional yang dilakukan oleh LSI Denny JA ini dilakukan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia pada rentang waktu 29 Juni hingga 5 Juli 2018 dengan cara wawancara tatap muka. Responden sebanyak 1.200 orang dipilih berdasarkan sampel acak bertingkat dengan margin error sekitar 2,9 persen. Survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif, seperti FGD, media analisis, dan wawancara narasumber.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement