Rabu 25 Jul 2018 14:58 WIB

Puluhan Warung dan Perahu Nelayanan Diterjang Gelombang

Gelombang tinggi terjadi pada Selasa sore dan mencapai puncaknya Rabu pagi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Sejumlah warung di pinggiran Pantai Karanghawu Kebonkalapa Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi rusak diterjang gelombang tinggi Rabu (25/7).
Foto: dok. Istimewa
Sejumlah warung di pinggiran Pantai Karanghawu Kebonkalapa Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi rusak diterjang gelombang tinggi Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Peristiwa gelombang tinggi menyebabkan puluhan warung di selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengalami kerusakan. Selain itu perahu nelayan rusak dan sebagian di antaranya hilang terbawa gelombang pasang.

"Gelombang tinggi mulai terjadi, pada Selasa (24/7) sore, dan mencapai puncaknya pada Rabu (25/7) pagi,’’ ujar Koordinator Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Pajri kepada Republika.co.id, Rabu. Peristiwa tersebut misalnya terjadi di Pantai Karanghawu Kebon Kalapa, Kecamatan Cisolok.

Dari pantauan kata Okih, ketinggian gelombang laut mencapai sekitar empat dan lima meter. Dampaknya warung pesisir terdampak gelombang tinggi yakni sebanyak 28 unit rusak berat atau hancur.

Selain itu sebanyak dua hanggar parkir kendaraan roda dua hancur. Gelombang pasang juga menyebabkan perahu nelayan jenis congkreng hancur. Bahkan ada perahu nelayan yang hilang sebanyak tiga unit di Pantai Cibangban dan empat unit perahu di Legon Pari, Cisolok.

Saat ini ungkap Okih, para pemilik warung di sepanjang pantai telah mengamankan dan mengevakuasi barang dagangan masing-masing. Beruntung dalam kejadian tersebut tidak ada warga yang menjadi korban jiwa.

Sementara itu di sisi lain penanganan bencana tersebut kini ditangani tim gabungan. Di antaranya unsur muspika Kecamatan Cisolok dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

Okih menuturkan, untuk mengantisipasi gelombang tinggi pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polair Palabuhanratu dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Terutama mengimbau kepada nelayan yang mencari ikan di perairan laut selatan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Okih mengatakan, nelayan harus berhati-hati dengan gelombang tinggi terutama jenis perahu kecil. Nelayan diminta agar mempersiapkan peralatan keselamatan yang memadai. Misalnya membawa peralatan keamanan seperti life jaket dan kompas bagi kapal nelayan yang melaut di laut lepas.

Selain itu mengecek kondisi mesin perahu sebelum berangkat. Targetnya ketika melaut dan terjadi hal-hal yang tidak diingingkan maka mereka bisa mengantisipasinya dengan baik.

Menurut Okih, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gelombang tinggi mulai berlangsung pada Ahad. Di laut selatan Jawa Barat termasuk Sukabumi ketinggian gelombang mencapai 2.5 meter hingga empat meter.

Selanjutnya pada 23 Juli 2018 ketinggia gelombang antara 3.0 meter sampai 5.0 meter, 24 Juli 2018 3.0 sampai 6.0 meter, 25 Juli 2018 5.0 meter sampai 6.0 Meter. Sementara pada 26-27 Juli 2018 ketinggian gelombang 2.5 meter sampai 4.0 meter. "Dari data ini agar aktivitas di laut dan pantai selalu mengantisipasi tinggi gelombang yang berbahaya tersebut,’’ imbuh dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement