REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan adanya rintangan bagi Partai Demokrat untuk bergabung dengan partai koalisi pendukung Jokowi. Menurut dia, sebelum dilakukannya pertemuan antara Jokowi dan enam ketum parpol di Istana Bogor pada Senin (23/7) kemarin, komunikasi antara Jokowi dan SBY beberapa kali dilakukan secara tertutup dan selama ini berjalan dengan baik.
Bahkan, selama berkomunikasi, keduanya pun mengharapkan adanya realisasi. Kendati demikian, hambatan dalam komunikasi antara Jokowi dan SBY terlihat ketika presiden keenam RI tersebut tak ikut hadir dalam pertemuan dengan enam ketum partai pendukung Jokowi di Istana Bogor.
"Tapi, sampai hari H ketika pertemuan ketua-ketua umum partai yang ada di Istana Bogor itu, belum terjadi. Artinya, mungkin rintangannya ada di dalam Pak SBY sendiri. Saya enggak tahu apa yang terjadi dengan beliau. Tapi, mungkin barrier-nya ada pada beliau," ujar Pramono di kantornya, Gedung Sekretariat Kabinet, Jakarta, Rabu (25/7).
Politisi Partai PDI Perjuangan itu pun berharap agar hambatan-hambatan yang ada dapat diselesaikan. Menurut dia, Jokowi selama ini terbuka dengan partai-partai yang akan bergabung dengan koalisinya. Bahkan, pertemuan dengan AHY pun disebutnya berjalan lancar.
Pramono juga mengatakan, PDIP telah menyerahkan kepada Jokowi terkait partai koalisi pendukungnya serta figur cawapres yang akan mendampinginya. Terkait dibangunnya kembali komunikasi antara Jokowi dengan SBY, Pramono juga menyerahkan masalah tersebut kepada Presiden.
"Ya, itu urusan Pak Jokowi dengan Pak SBY," katanya menambahkan.
Saat ini, kata dia, koalisi partai pendukung Jokowi tengah fokus mempersiapkan Pilpres 2019. Salah satunya, yakni menyiapkan berbagai prestasi dan capaian pemerintah selama memimpin.