Rabu 25 Jul 2018 13:16 WIB

KPK Harap Kasus Novel Baswedan tidak Buntu

Sejak Novel diserang, belum ada pelaku penyerangan yang jadi tersangka.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ratna Puspita
Penyidik KPK Novel Baswedan
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Penyidik KPK Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabiro Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan KPK mendesak agar kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan segera terungkap. Setelah 16 bulan lebih sejak Novel diserang, belum ada pelaku penyerangan yang jadi tersangka. 

“Kasus ini nyaris terkesan menemui jalan buntu," kata Febri saat dikonfirmasi, Rabu (25/7). 

KPK, sambung Febri, berharap hal yang menimpa Novel tidak terulang lagi. "Kami mengajak masyarakat untuk terus mengingat agar pelaku teror terhadap penegak hukum tidak dibiarkan hilang tanpa proses hukum," kata dia.

Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK), Yudi Purnomo, mengatakan, penyidik senior Novel Baswedan akan kembali bekerja di lembaga antirasuah, pada Jumat (27/7). Novel akan kembali memulai tugasnya sebagai kasatgas Penyidikan.

"Kembalinya novel bekerja merupakan energi tambahan bagi Pegawai KPK yang rindu sepak terjang novel selaku kasatgas penyidikan," kata Yudi saat dikonfirmasi, Selasa (24/7).

Yudi mengatakan, mungkin Novel tidak akan bekerja seoptimal dulu ketika matanya masih normal. Namun, kata dia, semangat Novel yang tak pernah padam akan menjadi pemacu pegawai KPK untuk lebih giat memberantas korupsi apalagi novel akan bekerja berdampingan kembali dengan pegawai KPK.

"Saat ini kondisi mata Novel menurut hasil diagnosa dokter yang merawatnya, mata kiri mengalami kerusakan 100 persen sementara mata kanan mengalami kerusakan 50 persen akibat air keras yang disiram ke matanya,"  kata dia.

Sehingga, walaupun sudah bekerja namun tetap harus bolak balik mendapatkan perawatan dan operasi. "Karena itu Wadah Pegawai memohon doa kepada seluruh rakyat Indonesia agar Novel diberikan keajaiban dalam penyembuhan matanya," ucapnya.

Yudi menambahkan, WP KPK rencananya akan menyambut kedatangan Novel Baswedan pada hari pertamanya bekerja, Jumat nanti. Hal itu, untuk menyemangati Novel sebelum beraktivitas kembali mengungkap kasus-kasus besar.

"Terakhir, Wadah Pegawai KPK tidak pernah putus harapan kepada Presiden RI untuk mau membentuk TGPF pelaku penyiraman Novel," tambahnya.

Sebelumnya, Novel disiram air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 oleh orang tidak dikenal, seusai menunaikan shalat subuh di masjid pada 11 April 2017 lalu. Karena penyerangan tersebut, kondisi mata Novel rusak dan harus di operasi di rumah sakit di Singapura.

Pria yang menangani kasus megakorupsi proyek KTP-el itu pun kini telah kembali dari perawatan intensifnya di Singapura. Pada 23 Maret 2018, Novel menjalani operasi tahap dua terhadap mata kirinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement