Senin 23 Jul 2018 18:31 WIB

Vaksin Anak di Sumatra Barat Terkendala Penolakan Orang Tua

Isu halal haram vaksin masih menjadi ganjalan vaksinasi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Imunisasi polio dan campak pada balita (Ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Imunisasi polio dan campak pada balita (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatra Barat mensinyalir adanya penolakan orang tua masih menjadi tantangan terbesar kampanye vaksin terhadap anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Ketua IDAI Sumbar, Didik Hariyanto, menyebutkan bahwa pemahaman dan pandangan mengenai isu halal-haram vaksin masih menjadi ganjalan dalam memopulerkan vaksinasi.

"Masih penolakan orang tua. Itu kan isu yang sempat hot ya. Namun kami punya ustaz juga yang memberikan arahan kepada anggota IDAI," jelas Didik, Senin (23/7).

Padahal, menurutnya, imunisasi dan vaksinasi menjadi kunci dalam mencegah terjangkitnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dinas Kesehatan Sumbar juga pernah merilis, cakupan imunisasi berbanding lurus terhadap penyebaran wabah PD3I.

Pada 2012 misalnya, cakupan imunisasi di Sumbar anjlok. Kondisi itu berujung pada penyebaran wabah difteri di Padang sebanyak 27 kasus dengan dua pasien meninggal dunia. Berkaca pada fenomena ini, IDAI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggelar advokasi dan kampanye imunisasi MR (Maesles Rubella) fase II dan surveilans PD3I.

Didik mengatakan, kampanye imunisasi dan vaksinasi tersebut digelar di 14 kota di Indonesia. Tujuannya, kata Didik, memberi penyegaran kepada tenaga kesehatan lintas sektor mengenai pelayanan imunisasi dan mempersiapkan tenaga kesehatan untuk menyukseskan kampanye imunisasi MR fase ll di luar Pulau Jawa dan meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan mengenai surveilans PD3l.

"Melalui acara ini kami juga membekali tenaga kesehatan dengan pengetahuan ilmiah berbasis bukti yang diperlukan untuk menjawab berbagai pertanyaan orangtua dan masyarakat mengenai imunisasi," katanya. 

Imunisasi merupakan upaya promosi kesehatan yang paling efektif di seluruh dunia. Sejak pertama kali diperkenalkan, imunisasi telah menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat penyakit menular di dunia. Bahkan, mengeliminasi beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Didik menambahkan, program imunisasi campak dan rubela (Measles dan Rubella/MR) fase II di 28 provinsi menargetkan 31,9 juta anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement