Senin 23 Jul 2018 15:34 WIB

Ribuan Hektare Sawah di Jawa Barat Kekeringan

Sawah yang mengalami gagal panen atau puso mencapai ratusan hektare.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Sawah Kering (ilustrasi)
Foto: bharatanews
Sawah Kering (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dampak musim kemarau mulai terasa di Jawa Barat. Ribuan hektare sawah terdampak kekeringan, bahkan beberapa di antaranya mengalami puso.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Hendy Jatnika, berdasarkan laporan per 17 Juli 2018, tercatat luas lahan yang terdampak kemarau mencapai 9.311 hektare (ha).

Hendy menjelaskan, kondisi lahan yang terdampak kemarau adalah kondisi ringan 5.460 ha, sedang 2.610 ha, dan berat 835 ha. Khusus untuk lahan yang mengalami puso tercatat mencapai 406 hektare.

"Memang masih kecil (puso) tapi luas lahan yang terdampaknya sangat banyak," ujar Hendy di Gedung Sate, Senin (23/7).

Menurut Hendy, lahan puso paling banyak terjadi di Indramayu seluas 100 ha. Kemudian disusul Garut 92 ha, Ciamis 77 ha, Kabupaten Sukabumi 67 ha, Majalengka 51 ha, Kabupaten Bogor 51 ha, dan Kabupaten Bandung 3 ha.

Saat ini, kata dia, Jabar memang tengah memasuki musim kemarau. Sehingga debit hujan sudah berkurang, terhitung Juli, Agustus, dan September. Adapun luas lahan terdampak kemarau terjadi hampir di seluruh daerah di Jabar, terutama di wilayah yang belum memiliki sistem irigasi teknis. "Seharusnya petani yang punya lahan tanpa irigasi teknis tidak memaksakan menanam padi. Sebaiknya menanam jagung atau kedelai," katanya.

Sebagai langkah antisipasi, kata dia, pihaknya telah menyiapkan pompanisasi bagi lahan yang masih punya potensi air. Alat pompa sudah lama disebar ke dinas terkait di kabupaten/kota. "Pompa sudah siap digunakan, tinggal digerakkan petugas di lapangan dan TNI. Tapi kadang kendalanya adalah bahan bakar," katanya.

Meski dihantui kemarau panjang, menurut Hendi, ia optimistis target produksi padi Jabar bisa tetap tercapai mengingat realisasinya hingga pertengahan tahun sudah mencapai 60 persen. Tahun ini, kata dia, target produksi padi Jabar tahun ini sebesar 12,5-13 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Dengan rata-rata produksi sebesar 1 juta ton per bulan.

"Saya harap di bulan Oktober sudah hujan sehingga bisa langsung masuk musim tanam 2018-2019," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement