REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembaruan sistem pembelian tiket elektronik Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line masih berlangsung, Senin (23/7). Pengguna KRL tidak bisa menggunakan kartu multitrip (KMT) dan hanya bisa menggunakan tiket kertas yang bisa dibeli di loket yang telah disediakan di stasiun.
Salah satu pengguna KRL, Budiman Satria (35 tahun) mengungkapkan, sebelum berangkat pagi ini, ia sudah mengetahui informasi penggunaan tiket kertas. Untuk itu pun, ia sengaja berangkat lebih siang menuju kantornya yang berada di kawasan Sudirman.
"Sudah rahu informasinya pakai tiket kertas. Jadi berangkat agak siang untuk mengurangi antrean," kata Budi di Stasiun Manggarai, Senin (23/7).
Ia juga mengimbau pengguna KRL agar menyiapkan uang pas untuk membeli tiket. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisasi antrean yang panjang di loket.
Sejumlah calon penumpang KRL mengantre untuk membeli tiket KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).
"Agar disiapkan aja uang kecil atau uang pas untuk membeli tiket hari ini, biar nggak terjadi antrean panjang di kereta. Jangan sampai antrean tiket memanjang gara-gara pakai uang gede," katanya.
Tidak hanya itu, Oka (27) juga telah memprediksi antrean pembelian tiket kertas akan terjadi. Ia pun kesal karena harus antre untuk membeli tiket kertas.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih melakukan pembaruan sistem pembelian tiket elektronik. Pengguna kereta rel listrik (KRL) diharapkan bisa merencanakan waktu lebih banyak untuk membeli tiket sebelum bepergian pada Senin (23/7).
VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa mengatakan jika pembaruan sistem tiket elektronik masih berlangsung maka akan ada perubahan pembelian tiket. "Jika proses pembaruan masih membutuhkan waktu, maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin (23/7) transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas," kata Eva, Ahad malam (22/7).