Senin 23 Jul 2018 12:31 WIB

Tiket KRL Elektronik Diperkirakan Bisa Dipakai Sore Ini

Kekacauan layanan tiket KRL karena mitigasi pemeliharaan sistem tiket elektronik.

Petugas mengambil tiket untuk calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mengambil tiket untuk calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President (VP) Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa membenarkan pemeliharaan sistem tiket elektronik diperkirakan selesai Senin siang (23/7). "Ya benar, mudah-mudahan sesuai rencana siang ini sudah selesai sehingga secara bertahap pada beberapa stasiun sudah bisa lagi menggunakan tiket elektronik," katanya saat dikonfirmasi Antara, di Jakarta, Senin (23/7).

Menurut Eva, jika selesai Senin siang, target pulih secara keseluruhan pada 79 stasiun di Jabodetabek, tiket elektronik sudah bisa digunakan pada Senin sore (23/7). "Mudah-mudahan. Mohon doanya saja," ujarnya.

Pemeliharaan pada sistem tiket elektronik yang dimulai digunakan sejak Juli 2013 itu sudah mulai dilakukan sejak Sabtu (21/7). Sebelumnya, pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno memperkirakan sistem tiket elektronik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selesai Senin siang (23/7).

"Saya dapat info, siang ini sistem bisa selesai (pemeliharaannya). Mudah-mudahan sore sudah bisa lagi," katanya.

Penegasan tersebut disampaikan Djoko menanggapi kacaunya layanan tiket PT KCI di 79 stasiun pada Senin pagi di Jabodetabek karena upaya mitigasi pemeliharaan sistem tiket elektronik. Akibatnya, dan sebagai gantinya, penumpang harus mengantre di loket stasiun untuk membeli tiket kertas Rp 3.000 untuk sekali perjalanan hingga stasiun terjauh.

Menurut Djoko, apa yang dilakukan PT KCI bukan sekadar perbaikan, melainkan juga peningkatan sistem dengan kapasitas yang lebih besar. "Tiket elektronik itu kan berlaku sejak Juli 2013. Jadi, memerlukan pemeliharaan," ujarnya.

Selain itu, kata Djoko, apa pun sistemnya pasti memiliki keterbatasan. "IT (teknologi informasi) bukan segalanya," katanya.

Hanya saja, kata Djoko, PT KCI memang harus menyiapkan tambahan prosedur operasional standar untuk kondisi darurat. Salah satu caranya adalah selain sosialisasi yang cukup, juga hendaknya disiapkan petugas jemput pola sebagai penjual tiket pengganti (kertas) kepada penumpang layaknya di gerbang-gerbang tol sehingga hal ini bisa mengurangi antrean.

"Tapi, tentu tidak mudah dengan penumpang KCI saat ini yang sudah tembus satu juta orang per hari," ujarnya.

Baca juga: KCI Bantah Tiket Komuter Digratiskan

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement