REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengatakan, selama masa pemeliharaan sistem tiket elektronik (e-ticketing) kereta rel listrik (KRL) Commuter Line, transaksi KRL Commuter Line akan menggunakan tiket kertas. Satu tiket kertas seharga Rp 3000, hanya dapat digunakan untuk satu kali perjalanan KRL.
VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, pembaharuan sistem dan pemeliharaan dilakukan sejak Sabtu (21/7) kemarin. Karena itu, sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin (23/7) besok, transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas.
"Tiket kertas diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir. Tiket kertas dijual seharga Rp 3.000 ke semua stasiun tujuan," ujarnya seperti salam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/7) malam.
Untuk mempercepat proses transaksi, Eva mengimbau pengguna jasa menyiapkan uang tunai sesuai tarif tiket kertas. Adapun prosedur pembeliannya, pengguna dapat mengantre di loket maupun pada petugas di luar loket yang melayani pembelian tiket kertas ini. Ia menegaskan, satu tiket kertas hanya dapat digunakan oleh satu orang pengguna untuk satu kali perjalanan KRL.
"Di stasiun awal, tiket kertas perlu diperlihatkan kepada petugas untuk ditandai bahwa tiket tersebut telah terpakai dan selanjutnya disimpan oleh pengguna jasa sebagai tanda bukti perjalanan," ujarnya.
Eva mengimbau pengguna jasa KRL untuk merencanakan kembali waktu perjalanannya terkait perubahan pembelian tiket selama masa pemeliharaan. "Saat ini seluruh petugas telah dikerahkan untuk mendukung pembaharuan sistem sekaligus membantu layanan kepada para pengguna KRL," katanya.
Sebagaimana diketahui, sistem tiket elektronik KRL telah berjalan sejak Juli 2013 lalu. Pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang.