REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Calon Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat bersatu dan melupakan perbedaan pilihan politik di pilkada sebelumnya. Persatuan ini demi membangun Jawa Timur yang lebih baik.
Pesan itu disampaikan Khofifah saat menghadiri halal bihalal sekaligus pelepasan 210 jamaah calon hajjah Muslimat NU Tulungagung di GOR Rejoagung, Tulungagung, Sabtu (21/7). Acara itu dikemas dengan konsep selamatan 99 tumpeng itu.
Pada acara Khofifah menyampaikan pesan politik kepada seluruh barisan relawan dan jaringan pesantren yang mendukungnya. Pesan tersebut, yakni tidak larut dalam euforia kemenangan dalam kontestasi Pilgub Jatim.
Ia mengatakan, sekarang saatnya berpikir dan bertindak dalam kerangka Jawa timur yang lebih besar. Kepada Muslimat NU, ia meminta agar tidak menempatkanya sebagai petugas Muslimat atau NU.
“Karena panjenengan (Anda) semua sudah mewakafkan saya untuk masyarakat Jatim," kata Khofifah dalam petikan pidato sambutan usai seremoni doa pelepasan jamaah calon hajjah muslimat NU Tulungagung.
Karena itu, ia meminta agar siapapun yang pernah mendukungnya untuk tidak kecewa jika ia tidak berkunjung mampir ketika melakukan kunjungan kerja saat sudah dilantik menjadi gubernur. Tidak hanya kepada Muslimat NU, pesan juga disampaikan kepada NU, jaringan pesantren, parpol, dan relawan lainnya.
"Jangan kecewa kalau tidak mampir kantor Muslimat, NU dan lain-lain. Saya harap ini menjadi komitmen semua. Para kiai, pengasuh pondok pesantren dan seluruh elemen pengusung," kata Khofifah.
Mantan menteri Sosial ini juga menegaskan komitmennya untuk tidak akan membeda-bedakan masyarakat. Ia akan tetap mengayomi masyarakat yang saat pilkada lalu menjadi pendukung pasangan nomor urut 2, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
Baginya, saat ini semua adalah warga Jawa Timur yang akan dia rangkul demi membangun Jatim seperti visi-misi program dalam "nawa bakti satya" Khofifah-Emil. "Klemben-klemben, roti-roti. Biyen yo biyen, saiki yo saki (Dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang). Mohon doanya dalam proses membawa Jatim ke depan supaya kami tetap amanah dan bertanggung jawab," katanya.
Ia menyebutkan tiga prinsip kepemimpinan, yakni jujur, amanah dan bertanggung jawab. Tiga pripnsip itu menjadi komitmennya bersama Emil dalam membangun Jawa Timur lima tahun ke depan.
"Kami tentu berharap para kiai, umat untuk mengingatkan saya dan mas Emil jika apa yang kami lakukan ada yang salah, menyimpang, tidak benar. Sebaliknya, mohon dukungan jika yang kami lakukan sudah benar," ucapnya.
Sejak dinyatakan unggul telak dalam Pilgub Jatim, Khofifah dalam sepekan terakhir aktif keliling daerah-daerah untuk melakukan konsolidasi sekaligus tasyakuran bersama jaringan pendukungnya di kabupaten/kota.
Sebelumnya, Khofifah sudah lebih dulu melakukan roadshow politik ke Jember, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Pamekasan, Jombang dan masih akan terus berlanjut ke beberapa daerah lain di Jatim. "Ini menjadi bagian untuk konsolidasi kita semua. Bahwa kontestasi pilgub selesai, sekarang kontestasi prestasi," kata Khofifah.
Ia menambahkan, istilah nomor satu dan nomor dua dalam pilgub Jatim lalu, itu hanya titik mula (starting point) atau dalam istilah berhaji atau miqot. Kompetisi politik saat ini telah selesai sehingga ia mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu membangun Jawa Timur dengan energi positif yang ada.
"Produktivitas Jatim harus ditingkat, seluruh masyarakat mesti bergandengan tangan, bersatu padu karena memang itulah esensi demokrasi yang harus kita bangun," ujarnya.