REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan gerakan #2019GantiPresiden Mustofa Nahrawardaya menilai teror pembakaran mobil yang dialami Neno Warisman di rumahnya sengaja ditujukan kepada kelompok mereka. Untuk itu, Mustofa akan mengingatkan kepada seluruh aktivis agar lebih waspada.
"Saya niatkan hari ini melalui Twitter untuk penggerak dan simpatisan #2019GantiPresiden agar hati-hati dan waspada entah bagaimana caranya. Jadi ini bukan takut, untuk antisipasi keamanan saja karena kami tidak memiliki tim keamanan pribadi. Gimana cara semuanya aman sampai pemilu," ujar Mustofa kepada Republika.co.id, Sabtu (21/7).
Mustofa juga berencana akan pindah tempat tinggal untuk sementara dan menganjurkan kepada rekan-rekannya agar melakukan hal yang sama. Hari ini pun ia berencana menghubungi seluruh aktivis dan mendata ada atau tidaknya teror dan musibah yang mereka alami, entah apakah itu berkaitan dengan teror yang dialami Neno atau tidak.
Pada Rabu (18/7) lalu pukul 24.00 WIB mobil Neno Warisman dibakar di depan rumahnya di Cimanggis, Depok. Teror semacam ini juga dialami Mardani Ali Sera. Politikus tersebut diserang ancaman teror bom molotov.
Menurut Mustofa, sebelumnya Neno enggan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian karena khawatir rekan-rekannya yang lain akan takut berjuang dalam gerakan. Namun setelah diyakinkan oleh Mustofa, ia segera melaporkan ke kepolisian.
"Saya yakinkan justru ini jika tidak diungkap ke media nanti malah merembet ke yang lain, supaya masyarakat tahu. Sehingga pihak-pihak yang berniat buruk itu tidak melanjutkan kepada yang lain," ujarnya.
Meskipun masih belum mendapat titik terang siapa pelaku di balik kedua teror tersebut, Mustofa yakin ini berkaitan dengan gerakan #2019GantiPresiden. Karena berdasarkan beberapa lembaga survei, popularitas tagar ini sudah melampaui 60 persen.
"Hampir 60 persen tingkat popularitasnya, jadi yang lain tidak bisa melampaui tagar ini. Saya yakin banyak pihak yg tidak suka dengan gerakan ini, banyak yang merasa terganggu sehingga mereka ketakutan kalau rencana-rencana besar kelompok mereka terganggu dengan gerakan ganti presiden," ujar Mustofa.