Jumat 20 Jul 2018 20:13 WIB

Demokrat: Jika Jadi Cawapres, AHY Bisa Kalahkan Lawannya

Hinca mengatakan AHY sosok yang tepat untuk jadi cawapres.

Pendaftan Caleg Pemilu. Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (kedua kanan) menyerahkan daftar Caleg Pemilu 2019 kepada Komisioner KPU Viryan di KPU, Jakarta, Selasa (17/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Pendaftan Caleg Pemilu. Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan (kedua kanan) menyerahkan daftar Caleg Pemilu 2019 kepada Komisioner KPU Viryan di KPU, Jakarta, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, putra Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam pilpres 2019. Hinca mengatakan nama AHY berada diurutan teratas dalam survei terkait cawapres.

"Menurut saya, kalau tepat ambil cawapres, maka bisa mengalahkan lawan. Kalau AHY dilirik boleh juga," ujar Hinca dalam diskusi publik bertema "The Contender: Jokowi vs Kotak Kosong?" yang diselenggarakan Para Syndicate di Jakarta, Jumat (20/7).

Hinca menegaskan Demokrat sudah menyatakan tidak menyiapkan sosok calon Presiden. Tetapi Demokrat menyiapkan kader terbaiknya sebagai cawapres yakni AHY. "Berdasarkan sejumlah survei nama AHY sebagai cawapres itu paling atas," ucap Hinca.

Hinca mengatakan posisi Demokrat saat ini pun jelas, bisa bergabung dengan koalisi Jokowi, bergabung dengan koalisi Prabowo, atau berada di luar dua koalisi tersebut. Ia mengatakan jawaban atas jalan politik Demokrat di Pilpres 2019 pada akhirnya akan diketahui publik. Saat ini, kata Hinca, Demokrat masih ingin melakukan komunikasi politik lebih dulu.

Komunikasi politik yang dalam waktu dekat akan dilakukan Demokrat adalah dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. "Kami harapkan bisa terjadi pekan depan. Tunggu tanggal mainnya," ujar Hinca.

Baca juga: Hinca: Demokrat Tolak Terjadinya Calon Tunggal di Pilpres

Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) Zaenal A Budiyono menilai, selain sisi elektabilitas, AHY sebagai pemimpin muda mempunyai momentum dengan maraknya pemimpin muda dunia akhir-akhir ini. Terbaru, Sebastian Kurz yang terpilih sebagai Kanselir Austria dalam usia 31 tahun. Sebelumnya, ada nama Macron di Prancis dan Trudeau di Kanada. Peremajaan politik juga terjadi di negara tetangga, Malaysia, yang meskipun Dr Mahathir terpilih di usia 93 tahun, tapi ia berani mengangkat dua menteri di bawah 30 tahun.

Dengan fakta tersebut, jika Prabowo memilih AHY sebagai cawapres, maka pasangan itu akan menggambarkan pasangan tua-muda yang linear dengan gejala politik global. Tapi, Zaenal mengakui bahwa tidak mudah tentu bagi Prabowo untuk memilih AHY. Sebab, ada koalisi, seperti PKS dan PAN, yang sudah memiliki nama calon dan mengajukan ke Prabowo.

Baca juga: Duet Prabowo-AHY Dinilai Linear dengan Gejala Politik Global

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement