Kamis 19 Jul 2018 20:43 WIB

Sebanyak 56 Titik Panas Terdeteksi di Sumatra Utara

Warga diminta tak melakukan pembakaran hutan.

Rep: Issha Harruma/Adinda Pryanka/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi titik panas kebakaran lahan di Sumatra.
Foto: ANTARA
Ilustrasi titik panas kebakaran lahan di Sumatra.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan mendeteksi 56 titik panas (hotspot) di Sumut. Titik panas tersebut tersebar di sejumlah wilayah di provinsi ini.

"Kami memantau ada 56 titik panas yang menyebar dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen," kata Kabid Informasi dan Data BBMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Kamis (19/7).

Syahnan mengatakan, dua daerah dengan hotspot paling banyak, yakni Labuhanbatu dan Simalungun. Untuk daerah pegunungan yang tingkat curah hujannya tinggi, hanya sedikit kemungkinan keberadaan titik panas.

"Namun, warga diimbau tetap waspada terhadap sebaran asap," ujar dia.

Selain titik panas, BBMKG Wilayah I Medan juga mencatat puncak kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumut akan terjadi pada bulan ini. "Bulan Juli merupakan puncak kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Utara dan juga provinsi lain," kata Syahnan.

Masyarakat pun diimbau agar tidak membakar hutan dan lahan terutama di tempat yang kering. Warga juga diminta mewaspadai angin kencang yang bersifat lokal.

"Masyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran hutan atau lahan karena ditakutkan akan menyebabkan kebakaran. Selain itu, juga diminta mematuhi peringatan dari pihak terkait," ujar Syahnan. 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengerahkan upaya maksimal untuk mengawal Indonesia bebas asap, terutama menjelang pelaksanaan helat akbar olahraga Asian Games 2018. Titik api yang mulai muncul di beberapa provinsi rawan seperti Sumatera Selatan, Jambi dan Riau sudah diaasi sejak dini.

Sementara, Direktur Pengendalian Kebakaran hutan dan Lahan KLHK Raffles B Panjaitan mengatakan, pihaknya telah mendapat arahan dari Menteri LHK Siti Nurbaya untuk siaga penuh khusus menghadapi Asian Games. "Upaya pencegahan hingga pemadaman, termasuk patroli dilakukan tiap hari," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (19/8).

Upaya antisipasi dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilakukan tim terpadu setiap hari, dengan melibatkan Manggala Agni KLHK, TNI, Polri dan pihak swasta. Selain itu, KLHK turut mengajak masyarakat setempat untuk turut terlibat dalam menjaga lingkungan bersam-sama, seperti aparat desa dan masyarakat peduli api (MPA).

Saat ini, KLHK telah menyiagakan dan telah mengoperasikan Manggala Agni di 11 provinsi rawan kebakaran dalam 34 daerah operasi dengan kekuatan 1.889 personel. Mereka telah dilengkapi dengan sarana prasarana pengendalian karhutla. KLHK juga menyiagakan Brigade Pengendalian kebakaran hutan yang ada di Balai Konservasi Sumber daya alam dan Taman Nasional, serta dalam KPH.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement