Kamis 19 Jul 2018 13:41 WIB

Pengantaran Obat Pemkab Banyuwangi Masuk Inovasi Terbaik

Pemkab Banyuwangi menggandeng Gojek untuk mengantarkan obat.

Obat-obatan.
Foto: Pixabay
Obat-obatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Program pengataran obat secara gratis ke keluarga miskin di Kabupaten Banyuwangi masuk dalam jajaran Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Jumlah inovasi pelayanan publik yang masuk mencapai 2.800 se-Indonesia.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan program yang diberi nama Gancang Aron (Gugus Antisipasi Cegah Antrean Panjang dengan Antar Obat Pasien) itu, telah berjalan sejak 2017. Gancang Aron dalam Bahasa Osing berarti 'semoga lekas sembuh'.

Anas menceritakan hal yang mendasari lahirnya inovasi tersebut di hadapan juri independen di kantor Kementerian PAN-RB di Jakarta. Awalnya, katanya, ada keluhan tentang antrean untuk mendapatkan obat yang cukup lama. Dalam beberapa kasus penyakit, penyiapan obat memang membutuhkan waktu karena harus diracik terlebih dahulu oleh apoteker.

"Kasihan pasiennya. Sudah sakit, masih disuruh menunggu obat. Lalu kami coba atur strategi sampai lahir inovasi ini. Setelah berobat, pasiennya bisa langsung pulang beristrirahat di rumah. Obatnya nanti diantar setelah disiapkan apoteker. Gratis," ujar Anas.

Program itu kemudian diberi sentuhan inovatif tambahan dengan menggandeng operator angkutan umum dalam jaringan (daring) atau online, yakni Gojek. "Personel dan armada kendaraan rumah sakit kami terbatas. Akhirnya kami kolaborasikan dengan Gojek. Dengan kolaborasi ini, kami lebih hemat karena tidak perlu pengadaan armada kendaraan," ujarnya.

Keterlibatan Gojek pada pengantaran obat tersebut, awalnya sempat menimbulkan pertentangan dari kalangan medis karena penyerahan obat harus diiringi dengan penjelasan terkait dengan obat itu. Namun, setelah dikonsultasikan ke Kementerian Kesehatan, akhirnya kendala itu bisa mendapat jalan keluar.

"Tidak semua 'driver' Go-Jek bisa mengantar obat. Kita seleksi dan kita berikan pendidikan khusus. Selain itu, juga ada sistem pengamanan lain untuk memastikan obat sampai serta informasi tentang obat itu sendiri tersampaikan dengan baik ke pasien," ujar Anas.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menambahkan ada sejumlah prosedur yang harus dilalui dalam program itu. Di antaranya apoteker menentukan terlebih dahulu obat-obatan yang dapat diantar dan untuk menjaga keamanan, fungsi, dan kualitas obat. Pengemudi Gojek diberi edukasi khusus soal teknik pengantaran obat.

"Edukasi juga diberikan kepada pasien saat pertama kali berobat maupun secara tertulis ketika obat diantar oleh Gojek. Dengan catatan tertulis tersebut, dapat meminimalisasi terjadi kesalahan konsumsi," ujarnya.

Obat juga dikemas khusus menggunakan plastik hitam agar tidak terkena matahari dan tak terbaca. Inovasi tersebut mendapat apresiasi dari tim independen yang dipimpin oleh J.B. Kristiadi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement