Kamis 19 Jul 2018 02:31 WIB

Area Kota Tua Dipasangi Koneksi 5G Selama Asian Games 2018

Rencananya, layanan 5G dapat diakses gratis mulai Agustus 2018.

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Warga berwisata di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (11/7).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Warga berwisata di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan uji coba pemasangan koneksi internet berkecepatan tinggi di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Uji coba fasilitas telekomunikasi selular berstandar generasi kelima (fifth generation/5G) ini akan dilakukan selama Asian Games 2018.

"Uji cobanya ingin kita lakukan untuk penyelenggraan Asian Games di mana akan hadir ribuan mungkin ratusan ribu masyarakat di Kota Tua," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (18/7).

Rencananya, layanan ini dapat diakses gratis mulai Agustus 2018. Sandiaga berharap adanya koneksi berkecepatan tinggi ini akan memudahkan para wisatawan.

Seperti diketahui, 5G merupakan standar telekomunikasi selular terbaru yang digadang-gadang melebihi generasi sebelumnya, yakni 4G. Teknologi berbasis gelombang radio ini masih diuji coba dan rencananya akan diluncurkan secara resmi pada 2020.

Teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan sekitar 800 Gbps atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Dengan kecapatan itu, teknologi 5G memungkinkan pengguna mengunduh 33 film High Definition hanya dalam beberapa detik.

Sandiaga menjelaskan uji coba ini akan dilakukan dengan kerja sama PT XL Axiata. Teknologi 5G akan dipasang dengan dukungan Wireless Gigabite Allliance (WiGig). WiGig disebut sebagai era baru dalam penggunaan teknologi komunikasi multi gigabit.

"Bukan WiFi di mana tidak memerlukan BTS tapi akan memakai tiang-tiang PJU dan juga tiang-tiang pool yang sudah ada. Jadi tidak akan merusak tapi ini akan memiliki kecepatan yang luar biasa," ujar politikus Partai Gerindra itu.

Sandiaga mencontohkan, dengan standar generasi kedua (2G), diperlukan waktu 222 jam untuk mengakses data sebesar 10 Gigabite. Standar waktu ini semakin kecil dengan koneksi internet generasi berikutnya. Pengguna 3G akan memerlukan waktu 22 jam untuk mengakses data yang sama, sementara pengguna 4G hanya membutuhkan waktu dua jam.

Penggunaan standar 5G, kata Sandiaga, merupakan loncatan yang luar biasa. Data sebesar 10 Gigabite akan bisa diakses hanya dalam waktu tiga detik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement