REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat masih memiliki pekerjaan rumah yang belum kunjung rampung, yakni membereskan sampah di pantai-pantai yang ada. Apalagi, Pemprov Sumbar sedang mengejar peningkatan angka kunjungan wisata baik dari pelancong domestik atau mancanegara. Namun dengan kebersihan pantai yang belum bisa terjaga konsisten, dikhawatirkan pengunjung akan enggan untuk kembali lagi.
Demi menanamkan budaya bersih kepada masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar pantai, Pemprov Sumbar dan Pemerintah Kabupaten Agam mengadakan program bersih-bersih pantai di Pasie Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Agam. Pemerintah sengaja menggandeng masyarakat karena upaya menjaga kebersihan pantai tak bisa hanya mengandalkan petugas kebersihan dari pemerintah saja. Masyarakat, baik pengunjung dan warga setempat, seharusnya juga punya peran.
"Membersihkannya perlu kepedulian bersama. Sampai kini, mayoritas kebersihan pantai kita belum terjaga," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Yosmeri, Selasa (17/7).
Aksi bersih pantai kali ini diikuti ratusan elemen masyarakat, termasuk pelajar, TNI, dan pemangku kepentingan di lingkup Sumbar. Rencananya aksi ini akan dijadikan acara rutin pemerintah untuk menanamkan budaya bersih.
Wakil Bupati Agam, Trinda Farhan Satria, menambahkan bahwa Pantai Tiku adalah salah satu destininasi wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Agam. Lokasi ini menjadi pusat perputaran ekonomi bagi sebagian masyarakat Agam. Ia juga meminta pedagang yang menggelar lapak di kawasan Pantai Tiku bisa ikut menjaga kebersihan.
"Tidak kalah pantai kita dengan Bali. Tapi, kenapa ramai? Selain budaya pelayanan, kebersihan juga mereka utamakan," kata Trinda.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit juga mengungkapkan ceritanya yang pernah mendapat keluhan dari seorang warga Medan, Sumatra Utara. Warga tersebut mengaku pernah berkunjung ke Sumbar namun kecewa karena pantainya terlampau kotor.
"Tak usah saya sebut pantainya. Ini menandakan budaya bersih kita belum tumbuh bersama," kata Nasrul.
Nasrul mengatakan bahwa pantai merupakan aset berharga bagi industri pariwisata Sumbar. Terdapat tujuh kabupaten/kota di Sumbar yang memiliki wilayah pantai, yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Agam.
"Kalau tempat kita nyaman, bersih, tentu pengunjung ingin kembali datang. Kalau kotor, tidak nyaman, tentu hal itu terjadi. Makanya, pantai harus bersih, sehat dan tidak kotor," kata Nasrul.