Senin 16 Jul 2018 05:57 WIB

Cak Imin Dinilai Mengendurkan Syarat Soal Cawapres

PKB lebih mempertimbangkan koalisi mana yang kemungkinan akan menang.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (kanan depan) berbincang dengan Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar (tengah) didampingi Menpora Imam Nahrawi (kedua kanan) saat meninjau Rusunawa Wisma Atlet, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/7).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Presiden Joko Widodo (kanan depan) berbincang dengan Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar (tengah) didampingi Menpora Imam Nahrawi (kedua kanan) saat meninjau Rusunawa Wisma Atlet, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dinilai mengendurkan syarat soal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Joko Widodo pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Karena itu, pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyatakan dukungan untuk periode kedua Jokowi. 

Pengamat Politik Universitas Paramadina Toto Sugiarto mengatakan dukungan Cak Imin telah membawa PKB positif berkoalisi dengan Jokowi. Dengan mendukung Jokowi, PKB dinilai telah pasrah menerima keputusan Jokowi dalam menentukan pasangan cawapres. 

“Kemudian PKB kemungkinan akan menerima wakil yang diputuskan oleh Jokowi nanti," ujar Toto kepada Republika.co.id, Ahad (15/7) malam.

Menurut Toto, PKB lebih mempertimbangkan koalisi mana yang kemungkinan akan dapat memenangkan Pilpres 2019. Hingga saat ini, elektabilitas Jokowi sebagai pejawat masih lebih tinggi dibandingkan Prabowo.

Ia berpendapat Jokowi akan memilih cawapres yang menguntungkan dan membawa suara yang banyak. Persyaratan lainnya, yakni tidak diragukan integritasnya, dan tidak pernah berurusan dengan KPK. 

“Melihat komposisinya tentu akan cenderung pada tokoh di luar Jawa, dekat dengan Islam, dan juga harus punya basis massa yang besar. Tokoh kharismatik di wilayahnya. TGB kemungkinan besar," kata Toto.

Poros ketiga tertutup

Dukungan Muhaimin dan PKB untuk Jokowi juga dinilai telah menutup kemungkinan terbentuknya koalisi poros ketiga. Dengan kepastian PKB ke Jokowi, Partai Gerindra diprediksikan akan kembali berkoalisi dengan PKS, ditambah PAN dan Partai Demokrat. 

Demokrat berpotensi bergabung dengan koalisi ini karena ada rencana pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto. Ia mengatakan rencana pertemuan ketua umum Demokrat dan calon presiden dari Gerindra ini kemungkinan besar akan mengarah pada koalisi. 

Empat partai tersisa itu tidak mungkin membuat dua poros karena syarat minimal presidential threshold tidak akan mencukupi.  "Artinya memang mau tidak mau keempatnya hanya akan mengusung satu paslon. Artinya, memang tidak mungkin terjadi poros ketiga," kata Toto.

Sebelumnya pada Sabtu (14/7), Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menegaskan partainya mendukung Presiden Joko Widodo maju kembali dalam Pemilu 2019. Muhaimin mengatakan dukungan itu dengan harapan agar pemerintahan hari ini dan periode kedua Jokowi akan benar-benar menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia. 

"Saya nyatakan 'bismillahirrohmanirrohim' PKB mendukung pencalonan Pak Jokowi pada Pemilu Presiden 2019," kata Muhaimin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement