REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menegaskan dukungan kepada Joko Widodo.
Dukungan ini sekaligus menepis rumor bahwa PKB bakal keluar dari koalisi jika Ketua Umum Muhaimin Iskandar, tidak diambil Joko Widodo sebagai pendampingnya pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko, menilai pernyataan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, yang mengatakan, PKB mendukung Joko Widodo adalah caranya memainkan game. Ia berpendapat, Cak Imin berani ancam-ancam itu untuk menaikkan daya tawar.
"Pernyataan Cak Imin kemarin menunjukkan bahwa kemungkinan besar keinginan Cak Imin sudah bisa dipenuhi oleh Joko Widodo," ungkap Anang, saat dihubungi melalui pesan singkat, Ahad (15/7).
Baca juga, Cak Imin Tegaskan Dukungan PKB Bagi Jokowi.
Kemudian, kata Anang, pernyataan mereka bahwa cawapres diserahkan ke Joko Widodo menunjukkan, harga yang diberikannya sebanding dengan keinginan Cak Imin. Padahal sebelumnya PKB merupakan partai koalisi pemerintah yang ngotot mengajukan nama Cak Imin bersanding bersama Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.
Muhaimin Iskandar diapit Jokowi dan Imam Nahrowi
"Bentuk pernyataan bahwa cawapres diserahkan ke Jokowi menunjukkan bahwa harga yang diberikan oleh Jokowi sebanding dengan keinginan Cak Imin," terangnya.
Anang mengungkapkan, nilai lebih yang dimiliki oleh PKB dibanding parpol pendukung Joko Widodo lain karena karakter Nadhlatul Ulama (NU) lebih kuat dibanding partai lain, meski tidak semua kiai NU berafiliasi ke PKB.
Di sisi lain kepiawaian Cak Imin juga menjadi kekuatan lebih bagi Joko Widodo. Kemudian ada sebuah personal power yang menjadi dasar hubungan antara Joko Widodo dengan Cak Imin. "Ini hanya mereka yang tahu atau orang kepercayaan di antara mereka berdua," ungkapnya.
Kendati demikian, Anang menilai, meski PKB sudah resmi mendukung Joko widodo peluang untuk melahirkan poros ketiga masih terbuka. Apalagi koalisi partai politik pendukung Joko Widodo juga belum tentu bertahan.
Hanya saja apabila Partai Gerindra masih dengan PKS, maka sangat mungkin peluang poros itu tertutup. "Kita tunggu saja nanti. Masih ada peluang poros tersebut," tutur Anang.
Sebelumnya, PKB mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019. Hal ini merupakan jawaban atas kepastian sikap PKB dalam Pilpres 2019. Cak Imin mengatakan, dukungan ini merupakan komitmen PKB untuk mendukung pemerintahan Presiden Jokowi sejak 2014. Sedangkan terkait Cawapres, Cak Imin berharap dan siap mendampingi Joko Widodo.
"Hari ini, di depan teman-teman, di depan Pak Jokowi, ada Sekretaris Jenderal PKB, saya menyatakan Bismillahirrohmanirrohim, PKB mendukung pencalonan Pak Jokowi pada Pilpres tahun 2019," kata Cak Imin dalam laman resmi PKB.
Oleh karena itu, Cak Imin mengharapkan agar dukungan dari PKB dapat berkesinambungan. Dengan harapan pemerintahan hari ini dan periode kedua Pak Joko Widodo akan benar-benar menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia.