Ahad 15 Jul 2018 09:46 WIB

Harga Telur Ayam di Malang Terus Naik

Saat ini, harga telur ayam sudah mencapai angka Rp 26 ribu per kilogram.

Pedagang menata telur ayam di salah satu agen telur, di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Jumat (13/7).
Foto: Antara/Rahmad
Pedagang menata telur ayam di salah satu agen telur, di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Jumat (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Harga telur ayam ras di pasar tradisional maupun di tingkat pedagang eceran terus merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir ini. Bahkan, saat ini harga telur ayam sudah mencapai angka Rp 26 ribu per kilogram.

Pantauan di beberapa pasar tradisional di wilayah Kota Malang, Ahad (15/7), menunjukkan sejak memasuki bulan Ramadhan hingga pasca-Lebaran, harga telur masih fluktuatif. Namun, cenderung ada kenaikan rata-ratan Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kilogram.

Muryati, salah seorang pedagang berbagai kebutuhan pokok di Pasar Blimbing Kota Malang,  Jawa Timur, mengatakan, sebelum Ramadhan, harga telur masih Rp 18 ribu sampai Rp 19 ribu per kilogram. Kemudian memasuki Ramadhan, harga telur naik menjadi Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram. 

“Sekarang sudah mencapai Rp 26 ribu per kilogram," kata dia.

Kenaikan harga telur ini, lanjutnya, sudah beberapa hari terakhir ini dan hari ini mencapai Rp 26 ribu per kilogram. "Saya tidak tahu kenapa harga telur kok terus naik, sehingga saya tidak berani kulakan banyak, takut tidak laku," ujarnya.

Baca Juga: Dolar AS dan Babak Belurnya Ayam Petelur

Sementara itu, pedagang lainnya di Pasar Landungsari, Riyadi mengatakan naiknya harga telur di pasaran disebabkan pasokan berkurang. "Kata distributornya pasokan dari Blitar berkurang karena banyak yang dikirim ke Jakarta," katanya.

Ia mengemukakan, biasanya pasokan untuk wilayah Jakarta dipenuhi dari Lampung. Namun, peternak di Lampung mengalami gagal panen telur, sehingga telur yang dari Blitar sebagian dikirim ke Jakarta, akibatnya yang di Blitar dan sekitarnya pasokannya berkurang.

Selain harga telur yang terus merangkak naik dalam beberapa hari terakhir ini, harga aging ayam potong juga belum ada tanda-tanda penurunan harga sejak Ramadhan hingga Lebaran lalu. Harga daging ayam potong di pasar tradisional saat ini rata-rata masih Rp 37 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram.

Padahal, musim Lebaran sudah berlalu hampir sebulan. "Harga kulakannya juga masih tinggi, mau tidak mau pedagang tetap menyesuaikan," kata Wahyuti, penjual ayam potong di Pasar Besar Malang.

Baca Juga: Produksi Telur Ayam Turun, Dinas Bogor Bingung Operasi Pasar

Sedangkan harga ayam kampung juga tetap stabil tinggi. "Sejak bulan puasa sampai sekarang belum ada penurnan harga, bahkan naik terus karena memang tidak ada ayam di tingkat peternak," kata Bambang, pdagang ayam kampung dan ayam merah di Pasar Tunggulwung.

Menurut Bambang, harga ayam kampung ukuran sedang (tanggung) rata-rata Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu per ekor. Sedangkan ayam merah rata-rata seharga Rp 55 ribu sampai Rp 60 ribu per ekor (sekitar 1,5 kilogram).

Akibat mahalnya harga ayam, khususnya ayam merah, Bambang harus kehilangan beberapa pelanggannya yang rata-rata memiliki usaha warung soto dan sop ayam. Sebab, pelanggan minta harga tetap, sedangkan harga ayam di pasaran sudah naik berkali-kali.

"Karena mahalnya harga ayam ini, saya harus kehilangan pelanggan. Pelanggan minta harga tetap, sementara kulakannya sudah mahal. Kalau harganya tetap saya rugi cukup besar karena selisih harga kulakan dengan harga yang diminta pelanggan rata-rata Rp4 ribu per ekor. Jadi lebih baik saya lepas daripada rugi lebih besar," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement