Sabtu 14 Jul 2018 12:34 WIB

Pengamat: Tiga Figur Paling Berpotensi Dampingi Jokowi

Ketiganya, yakni Mahfud MD, Moeldoko, dan Ma'ruf Amin.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (tengah) berbicara dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri) dan Kepala Staf Presiden Moeldoko (kanan).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (tengah) berbicara dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri) dan Kepala Staf Presiden Moeldoko (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, ada tiga figur profesional yang paling menonjol untuk disandingkan bersama capres pejawat, Joko Widodo (Jokowi), pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Mereka adalah mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, mantan panglima TNI Moeldoko, dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.

Apabila dicermati dari kualifikasi figur, Mahfud MD memiliki sosok yang menarik. Terkait integritas, sosok ini sudah tidak dapat diragukan lagi. "Beliau juga punya jam terbang yang tinggi di pemerintahan dan mempunyai rekam jejak yang baik,” kata Pangi kepada Republika, Ahad (14/7). 

Mahfud memiliki kisah sukses yang jelas baik di level eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ia pernah menjadi menteri pertahanan di era Presiden Gus Dur, sementara di legislatif pernah menjabat anggota DPR. 

photo
Mahfud MD. (Republika/Neni Ridarineni)

Di institusi yudikatif, Mahfud  pernah menjadi ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Di samping itu, beliau punya modal suara akar rumput (grassroot), representasi santri dan NU. 

Pangi berpendapat rekam jejak Mahfud yang panjang ini mampu menutupi kelemahan Jokowi soal pengelolaan isu-isu umat dan kebangsaan. Akan tetapi, Mahfud tetap memiliki kekurangan. 

"Karena tidak berangkat dari partai politik, apakah Mahfud bisa diterima di tataran level elite partai koalisi pendukung Jokowi, akan-kah mendapat restu dari Megawati?" ujar Pangi. 

photo
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin. (Republika/Iman Firmansyah)

Nama kedua, Ma’ruf Amin, juga mulai diperhitungkan oleh poros koalisi gerbong Jokowi belakangan ini. Ia dianggap sebagai representasi kelompok umat Islam yang terkesan tegas dan tidak memusuhi umat. 

Ma’ruf juga mampu mengayomi dan menyejukkan politik kebangsaan. Sosok figur Ma'ruf dibutuhkan Jokowi dalam menangani masalah keumatan. 

Apabila tidak terjadi split ticket voting, besar kemungkinan NU dan PKB bulat memilih pasangan ini. "Selain itu, kelebihan Ma'ruf Amin, yaitu berbedanya ceruk basis segmen pemilihnya dengan Jokowi, sehingga mampu mendulang elektoral bagi Jokowi," ucap Pangi. 

photo
Kepala staf Kepersidenan Moeldoko. (Republika/Debbie Soetrisno)

Nama terakhir, Moeldoko, juga tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam bursa cawapres Jokowi. Ia pernah menjadi panglima TNI dan chemistry-nya mungkin sudah terbaca oleh Jokowi sejak Moeldoko diangkat menjadi kepala staf kepresidenan.  

Figur yang tegas, loyal, efektif dan efisien serta jejaringnya di dunia militer sangat dibutuhkan Jokowi. Meski sudah pensiun, kekuatan infrastruktur dan suprastruktur Moeldoko di militer tentu masih ada. Terutama untuk mengamankan dan menarik faksi jenderal yang berseberangan terhadap Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement