REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyiapkan lahan seluas 3.500 hektare untuk perkebunan kacang kedelai. Lahan tersebut tersebar di sejumlah wilayah tadah hujan. Dengan tanam kedelai ini, diharapkan daerah yang terkenal dengan sebutan lumbung padi ini bisa berswasembada kedelai. Mengingat kedelai tak kalah penting dengan padi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, M Hanafi Chaniago mengatakan pada musim kemarau ini tanam kedelai sudah digalakan di sejumlah wilayah. Seperti, di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru. Di wilayah tadah hujan itu, areal persawahan tidak bisa ditanami padi. Sebab, ketersediaan airnya terbatas.

AS tak Ingin Apel dan Kedelai Dihalangi Masuk Indonesia

"Jadi, untuk memanfaatkan lahan, kita upayakan dengan menanam kedelai. Itupun, di lokasi tersebut minimal harus ada sumber mata air. Supaya, tanaman kedelainya bisa disiram," ujar Hanafi, kepada Republika.co.id, Jumat (13/7).

Menurut Hanafi, dari luasan areal perkebunan kedelai ini, pihaknya menargetkan hasil produksinya mencapai 5.320 ton. Asumsinya, dalam satu hektare minimalnya hasil panen mencapai 1,5 ton kedelai. Adapun kedelai yang dipanen, diusahakan merupakan kedelai yang tua. Sebab, kedelai yang tua bisa bermanfaat untuk berbagai bahan makanan.

Jangan sampai, kedelai yang dipanen petani ini masih muda. Selain manfaatnya sedikit, harganya juga akan lebih murah. Sedangkan, kedelai yang dipanen tua, bisa untuk berbagai bahan pangan. Seperti, untuk pembuatan tahu dan tempe. Atau sebagai bahan baku utama pakan ternak.

Saat ini, wilayah yang sedang gencar dilakukan tanam kedelai, di antaranya Kecamatan Purwasari, Pangkalan dan Karawang Timur. Tanam kedelai ini, pemerintah bermitra dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH).

Ikuti Whatsapp Channel Republika