Rabu 11 Jul 2018 11:10 WIB

Pengamat: Kecil Kemungkinan PKS Bisa Lepas dari Gerindra

Pengamat menilai PKS tetap akan bersama Gerindra di Pilpres

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri)  pada perayaan ulang tahun PKS di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden PKS Sohibul Iman (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) pada perayaan ulang tahun PKS di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin menilai, kecil kemungkinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lepas dari Koalisi Partai Gerindra. Menurutnya PKS tetap akan bersama Gerindra, meski tidak mendapatkan jatah calon wakil presiden (cawapres).

"Bisa saja (PKS lepas koalisi dari Gerindra) kalau Makhamah Konstitusi batalkan presidential threshhold. Tapi, kalau tetap aturan ambang batas pengajuan calon presiden atau presidential threshhold, kecil kemungkinannya," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (10/7) malam.

Seperti diketahui, aturan presidential threshold, mewajibkan parpol-parpol yang ingin mengajukan pasangan calon presiden dan cawapres mempunyai minimal 25 persen suara nasional. Sejumlah tokoh masih melakukan gugatan atas penerapan aturan ini.

Namun Said menilai, saat ini PKS masih akan solid berkoalisi dengan Gerindra. Walaupun Partai Demokrat pun saat ini dikabarkan akan bergabung dengan koalisi kedua partai tersebut dengan mengajukan nama-nama kadernya sebagai kandidat capres dan cawapres.

"Tapi saya melihat PKS tampaknya akan tetap seiring sejalan dengan Gerindra. Walaupun, misalnya, mereka tidak mendapatkan jatah cawapres," kata Said.

Dia menilai, pemetaan terkini kandidat pemasangan usungan Partai Gerindra dengan usungan Partai Demokrat, yakni ‘Prabowo-AHY’ cukup kuat untuk dipasang melawan pejawat. Namun, dia juga menekankan untuk tak melupakan nama-nama lain yang kemungkinan juga bisa mengubah konsep pemasangan tersebut.

"Peta terkini memang kelihatannya begitu (Prabowo-AHY). Tapi belum bisa kita kunci duet mereka pasti terealisasi. Masih ada juga kemungkinan berubah," ujarnya.

Adanya kedekatan Partai Demokrat dan Partai Gerindra, menimbulkan pandangan baru di tengah masyarakat mengenai koalisi baru selain koalisi Partai Gerindra. Namun, baik PKS dan juga Gerindra membantah adanya koalisi poros baru tersebut.

Baca juga: Sohibul Iman: Awalnya Demokrat Tawarkan AHY ke PKS

Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan belum ada keputusan apa pun perihal kemungkinannya mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sohibul menyampaikan, satu setengah bulan yang lalu, Partai Demokrat mendatangi PKS untuk membicarakan soal AHY.

"Dia (Demokrat) juga memasarkan AHY, siap bekerja sama dengan PKS, AHY jadi wakilnya, silakan capresnya dari PKS," ujar Sohibul usai halal bihalal dengan kader PKS NTB di Kantor DPW PKS NTB di Jalan Lingkar Selatan, Mataram, NTB, Selasa (10/7).

Sohibul melanjutkan, karena tidak mendapat tanggapan yang serius dari PKS, Demokrat mencoba menawarkan AHY kepada Prabowo. "Polanya sama juga ke Pak Prabowo, AHY wakil, Pak Prabowo capresnya. Nah sekarang kan juga dari Pak Prabowo belum ada pembicaraan yang serius. Kemarin Pak Muzani (Sekjen Partai Gerindra) datang ke saya, dia sampaikan apa yang disampaikan Pak Prabowo kepada Pak Syarief Hasan (Wakil Ketua Demokrat)," ujar dia.

Baca juga: Politikus Gerindra: PKS dan PAN tidak akan Kami Tinggalkan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement