REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi memeriksa belasan awak kapal untuk menyelidiki penyebab terbakarnya puluhan kapal di Pelabuhan Benoa, Bali pada Senin (9/7). Polisi menyelidiki ada tidaknya unsur kesengajaan dalam kebakaran puluhan kapal tersebut.
"Kepolisian daerah setempat sudah memeriksa 13, kapten dan ABK kapal yang diduga penyebab terjadinya kebakaran itu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (9/7).
Iqbal mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan pemeriksaan juga akan meluas kepada saksi lain, termasuk juga kita keterangan kepada pengelola kapal, pelabuhan dan seluruh pihak terkait. Tim laboratorium forensik juga telah diturunkan untuk menyelidiki kejadian tersebut.
Mengenai penyebab sendiri, saat ini polisi belum menyimpulkan karena masih berfokus pada upaya pemadaman. "Antara dua (penyebab), terbakar atau ada pembakaran," ujar Iqbal.
Iqbal menyebutkan, setidaknya 40 kapal terbakar. 15 kapal sudah teridentifikasi, sedangkan sekitar 25 sisanya belum teridentifikasi. Namun, kepolisian belum bisa memastikan adanya korban jiwa dan luka-luka.
"Teridentifikasi nama kapalnya, siapa nahkodanya siapa pemiliknya, 25 kapal lain belum, kondisi nya hangus, ada yang sebagaian ada yang total," ucap Iqbal.
Terkait kebakaran yang terjadi, Iqbal mengatakan, kepolisian juga turut berperan dalam upaya pemadaman api yang masih berlangsung hingga Senin (9/7) siang. Polisi, kata Iqbal mengerahkan water canon untuk memadamkan si jago merah.Pemadaman diprediksi akan berlangsung hingga Senin petang.
Kapal-kapal yang terbakar sebagian besar memuat bahan bakar solar sehingga api cepat menjalar. Kondisi bekas-bekas kapal yang terbakar saat ini belum ditarik keluar sebab menunggu jam pasang air laut. Kapal-kapal yang terbakar setidaknya dimiliki beberapa perusahaan, seperti kapal milik PT Intimas Surya, PT AKFI, dan PT Bandar Nelayan.