Ahad 08 Jul 2018 11:23 WIB

Gara-Gara Kaus Kaki Jatuh, Dua Mahasiswa Tewas di Air Terjun

Kejadian bermula ketika korban hendak berswafoto di lokasi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Dua mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mengalami musibah di kawasan air terjun Pragak di wilayah Dusun Gedong, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/7).  Keduanya yakni Marcel Stevheni Sumarno (19) dan Yulian Adiansyah Slawinata (19) tewas setelah tenggelam di salah satu kedung di kawasan air terjun tersebut.

Proses evakuasi jenazah kedua mahasiswa asal Cirebon, Jawa Barat ini berlangsung hingga Sabtu pukul 19.00 WIB, sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga.

Perihal peristiwa yang dialami dua mahasiswa UKSW ini dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Yusi Andi Sukmana, yang dikonfirmasi di Ungaran, Ahad (8/7).

Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari para saksi, jelas Yusi, peristiwa ini terjadi pada Sabtu sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, tiga orang mahasiswa UKSW mengunjungi dan menikmati suasana air terjun Pragak.

Ketiganya, masing-masing Daniel Tanuwidjaja (19), Marcel Stevheni Sumarno (19) dan Yulian Adiansyah Slawinata (19). Mereka tiba di lokasi air terjun dengan diantar dua warga Dusun Gedong, masing-masing Yosua dan Piter.      

Musibah bermula saat kedua mahasiswa yang berasal dari Cirebon ini bermaksud berfoto di kawasan air terjun. Namun kaus kaki Yulian Ardiansyah terjatuh ke dalam kedung.

Saat berupaya mengambil kaus kaki ini, korban terpeleset dan jatuh ke dalam kedung. Korban yang tidak bisa berenang pun panik dan berupaya meminta pertolongan rekannya.

Mengetahui Yulian terjatuh, Marcel Stevheni Sumarno berupaya menolong. Diduga Marcel juga tidak bisa berenang. “Sehingga keduanya pun tenggelam di kedung tersebut,” kata kasatreskrim.

Baca juga, Mahasiswa Indonesia Jatuh dan Tewas di Mesir.

Oleh rekan korban, Daniel Tanuwidjdja, para pemandu tersebut diminta untuk mencari bantuan pertolongan kepada warga. Peristiwa ini selanjutnya juga dilaporkan kepada warga Dusun Gedong yang kemudian diteruskan kepada aparat desa untuk meminta bantuan relawan penolong.

Sekitar pukul 17.30 WIB warga sudah tiba di lokasi kejadian untuk memberikan pertolongan. Namun saat diangkat dari dalam kedung keduanya sudah meninggal dunia.

Jenazah keduanya selanjutnya dibawa ke RSUd Kota Salatiga untuk dilakukan pemeriksaan luar. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda- tanda kekerasan hanya ada lebam mayat. “Jenazah keduanya sudah kita serahkan kepada pihak UKSW untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga masing- masing,” kata Yusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement