Sabtu 07 Jul 2018 00:35 WIB

1962 – 2018

Butuh waktu 56 tahun untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games.

Maspril Aries
Foto: dok. Pribadi
Maspril Aries

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Maspril Aries, Wartawan Republika

 

Antara 1962 dan 2018 adalah sebuah rentang waktu yang panjang, terbilang tahun, terbilang bulan dan terbilang hari. Sejak 1962 sampai 2018 butuh waktu 56 tahun untuk sebuah penantian. 1962 Indonesia untuk pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games IV dan 2018 Indonesia kembali akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII. 

Dibanding negara lain, rentang waktu tersebut terlalu lama.  Bandingkan dengan India tuan rumah Asian Games I yang diadakan 1951 lalu kembali menjadi tuan rumah Asian Games IX pada 1982 butuh waktu 31 tahun.  

Jepang negara yang selalu menjadi juara umum Asian Games sebelum keikutsertaan Tiongkok, pertama kali tuan rumah tahun 1958 Asian Games III di Tokyo kemudian kembali menjadi tuan rumah 36 tahun kemudian menyelenggarakan XII di kota Hiroshima pada 1994. 

Negara lainnya, Tiongkok pertama kali menyelenggarakan Asian Games XI tahun 1990 di Beijing, 20 tahun kemudian atau 2010 kembali menjadi tuan rumah Asian Games XVI yang berlangsung di Guangzhou.

Selain itu ada dua negara lainnya yang sudah menyelenggarakan Asian Games sebanyak tiga kali dan empat kali. Thailand yang sesama negara anggota Asean dengan Indonesia telah menyelenggarakan even olahraga negara-negara Asia ini sebanyak empat kali. 

Thailand pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games V tahun 1966. Empat tahun kemudian negara gajah putih ini menjadi tuan rumah Asian Games VI tahun 1970 (menggantikan Korea Selatan). Delapan tahun berikutnya tahun 1978 menjadi tuan rumah Asian Games VIII (menggantikan Pakistan yang mengundurkan diri).  Dan terakhir negara ini menjadi tuan rumah Asian Games XIII tahun 1998 yang semuanya berlangsung di Bangkok.

Korea Selatan yang tahun 2014 menjadi tuan rumah Asian Games XVII sudah tiga kali menjadi tuan rumah yang diselenggarakan di tiga kota/ provinsi berbeda.  Negeri ginseng ini pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games X tahun 1986 (ajang ini sekaligus persiapan kota Seoul menjai tuan rumah Olimpiade XXIV yang berlangsung 1988). 

Tahun 2002 Korea Selatan kembali menjadi tuan rumah Asian Games XIV yang berlangsung di Busan. 12 Tahun kemudian negara ini kembali menjadi tuan rumah Asian Games XVII yang diselenggarakan 19 September – 4 Oktober 2014 di Incheon.

Indonesia negara dengan penduduk terbesar ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India baru bisa menjadi tuan rumah kembali 56 tahun kemudian. Itu pun pada perjuangan awalnya gagal.  Kegagalan itu bisa ditelusuri  jejaknya melalui dokumen digital. 

Tersisih

Pasca-Sea Games XXVI-2011, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin sudah menyatakan keinginannya untuk menjadikan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah Asian Games XVIII yang waktu itu dijadwalkan 2019. Keinginan tersebut mendapat dukungan dari berbagai stake holder olahraga di negeri ini. 

Namun apa yang terjadi? Pemerintah melalui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) lebih memilih Surabaya (Jawa Timur) untuk menjadi tuan rumah Asian Games XVIII. Sampai kini tidak ada penjelasan kenapa Sumatera Selatan (Sumsel) tidak diajukan sebagai tuan rumah? 

Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Ketua KOI Rita Subowo, Menpora waktu itu Andi Mallaranggeng dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo berangkat mengikuti rapat OCA //(Olympic Council of Asia)// yang berlangsung di Makau pada Nopember 2012 untuk mengikuti //bidding// sebagai tuan rumah. Jawa Timur (Indonesia) bersaing dengan Hanoi (Vietnam) dan Abu Dhabi (Uni Emirat Arab).

Hasilnya, Surabaya (Indonesia) tersisih oleh Hanoi (Vietnam). Tersingkirnya Indonesia tersebut disampaikan langsung Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah. Kegagalan Indonesia (Surabaya) sebagai tuan rumah Asian Games XVIII merupakan pukulan telak bagi delegasi dan dunia olahraga Indonesia. Sudah lebih dari 50 tahun menanti kesempatan ternyata gagal.

Dua tahun kemudian, dewi fortuna yang sudah menjauh dari Indonesia datang kembali mendekat, Vietnam atau Hanoi menyatakan mundur sebagai tuan rumah Asian Games XVIII karena faktor dana yang cukup besar. KOI dan pemerintah kembali bersemangat untuk kembali menyatakan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Kali ini daerah atau kota yang ditunjuk bukan Surabaya (Jatim) melainkan Sumatera Selatan (Palembang) dan DKI Jakarta.

Ini pilihan yang tepat. Sumatera Selatan dan DKI Jakarta -- dua daerah ini memiliki fasilitas olahraga standar internasional yang lebih lengkap dibanding provinsi  lain dan berpengalaman melaksanakan even olahraga multi even seperti Asian Games, Sea Games dan Islamic Solidarity Games (ISG).

Berdasarkan keputusan //General Assembly// OCA 20 September 2014  di Korea Selatan, Indonesia diputuskan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII yang berlangsung 2018 bukan 2019. Delegasi Indonesia yang terdiri Ketua KOI Rita Subowo, Gubernur Sumsel Alex Noerdin dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahya Purnama menandatangani kesepakatan dengan OCA yang diwakili Presiden OCA Ahmad Al Fahad Al-Sabah.

Butuh waktu 56 tahun untuk bisa merealisasikan mimpi Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games kembali. Perjuangan tersebut memang butuh. Sama seperti saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV pada 1962. Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno harus berjuang keras membangun berbagai infrastruktur dan venue olahraga  dengan standar internasional. Indonesia sendiri saat itu tengah menghadapi ancaman konfrontasi dengan Belanda berkaitan dengan nasib Irian Jaya (Papua).

Menjadi tuan rumah Asian Games IV/1962 Indonesia membuktikan kepada dunia internasional bahwa bekas negeri jajahan Belanda ini mampu menggelar kegiatan olahraga multi even berskala internasional. Berdirilah kompleks olahraga Senayan yang didalamnya berdiri sebuah Stadion Utama Senayan nan megah (sekarang stadion Gelora Bung Karno) yang kembali akan menjadi tempat pembukaan Asian Games XVIII. 

Dari segi prestasi pun atlet Indonesia pada Asian Games IV sukses menjadi yang terbaik, berada pada peringkat kedua pengumpulan medali di bawah Jepang. Atlet Indonesia mampu meraih 11 emas, 12 perak, dan 28 perunggu. 

Provinsi olahraga

Tinggal menghitung hari menjelang pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018, Sumsel atau Palembang kembali menorehkan marwahnya di dunia olahraga Indonesia dan internasional. Pantas jika Presiden Joko Widodo mencanangkan Sumatera Selatan sebagai provinsi olahraga dengan ibu kota olahraganya di Jakabaring Sport City (JSC) tempat berlangsungnya Asian Games XVIII.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 7 November 2018 dalam berbagai kesempatan kerap menyampaikan impiannya. “Jika saya masih muda dan diberi kesempatan memimpin Sumatera Selatan, saya ingin Sumatera Selatan menyelenggarakan Olimpiade dan FIFA World Cup,” katanya.  Impian itu kini ada pada generasi yang akan memimpin Sumatera Selatan ke depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement