REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dinilai menjadi poros penting di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. JK dapat menjadi lawan kuat Jokowi apabila maju di pilpres.
Pengamat politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menilai, JK menjadi sangat penting di pilpres mendatang karena sebagai pejawat. Karena, dia memiliki kekuatan, kemampuan, dan sumber daya yang hampir sama dengan Presiden Jokowi.
"Jadi tidak boleh dianggap remeh nih sosok JK. JK punya pengalaman maju di pilpres, dan dia kalah. Pengalaman dia kalah ini akan menjadikannya berpikir lebih jitu, berhitung total, peluang dia maju bagaimana supaya dia tidak kalah lagi," ujar Hendri Satrio kepada Republika.co.id, Jumat (6/7).
Kendati begitu, saat ini posisi JK masih sama dengan calon lainnya seperti Rizal Ramli, Mahfud MD, Gatot Nurmantyo, TGB Zainul Majdi, Abraham Samad dan Anies Baswedan. Meskipun JK merupakan senior di Partai Golkar, namun saat ini JK setara dengan tokoh-tokoh tersebut karena sama- sama tidak memiliki partai.
Apabila Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) menjadi 0 persen, maka menurut Hendri, ini akan mengubah semua peta koalisi. Semua partai politik dapat maju ke bursa pilpres.
"Ini masih menjadi misteri, kalau JK maju dia akan maju dari partai mana. Bisa jadi PKB karena tahun 2014 partai ini pernah menggadang-gadang JK sebagai capres mereka," kata Hendri.
JK dinilai akan unggul dalam Pilpres 2019 dan bisa masuk ke tiga besar bersama Jokowi dan Prabowo. Akan tetapi, harus diperhitungkan bahwa pada Pilkada 2018 ini posisi wakil tidak terlalu bagus. Terlihat dari petahana wakil gubernur di beberapa provinsi yang kalah dalam pilkada, seperti provinsi Sumatra Selatan, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan lainnya.
"Jadi posisi wakil itu tidak terlalu baik di 2018, tapi belum tahu di 2019. Hanya saja memang Pak Jokowi harus bekerja ekstra keras kalau Pak JK keluar dari lingkaran Jokowi," tuturnya.
Selain itu, JK juga diperkirakan akan menjadi faktor penentu pada Pilpres 2019. Sebab, pengaruh dan suaranya sangat dipertimbangkan oleh berbagai kalangan.
"Saya memprediksi Pak JK akan menjadi king maker, kalau melihat ruang geraknya belakangan," ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Selasa (3/7).
Menurut Pangi, JK sedang melakukan ‘cek ombak’ atau seleksi sebelum memastikan calon-calon yang mempunyai potensi sebagai kandidat capres atau cawapres. Pangi mengatakan terdapat dugaan JK akan memilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ia menduga Anies bakal dipasangkan dengan kandidat lain pada pilpres mendatang. Pilihan pada Anies jatuh lantaran pertimbangan sentimen atau kepercayaan publik kepada mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu masih tinggi.