REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi, mendorong supaya partai berlambang pohon beringin ini menjadi partai rakyat. Karena itu, pihaknya meminta seluruh kader di Jawa Barat, untuk bisa mengubah paradigma pergerakan. Selama ini, orientasi kader selalu mengejar jabatan politik, baik di eksekutif maupun legislatif.
"Kedepan, pandangan seperti itu harus diubah. Karena Golkar, harus menjadi partai rakyat," ujar Dedi, saat menyambangi DPD Golkar Subang di Jl Arief Rahman Hakim, Kamis (5/7).
Dengan demikian, kader di Jabar harus bisa berbakti untuk rakyat. Tidak melulu memikirkan hal formal dan tidak boleh berorientasi politik. Golkar harus menjadi partai rakyat. Kader harus mau mengurus masalah sosial, seni, budaya dan tata nilai di tengah rakyat. Jangan melulu bicara jabatan politik.
Orientasi untuk kepentingan publik ini, lanjut Dedi, ditekankan agar kader Golkar mampu melahirkan solusi. Selain itu, Sensitivitas kader terhadap kebutuhan rakyat perlu terus diasah. Sehingga, kader Golkar bukan saja menjadi penyambung lidah rakyat. Tetapi, mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat saat itu juga.
"Tidak bisa kalau sekedar retorika dan janji. Kader itu harus mampu memberi solusi terhadap masalah," ujarnya.
Dengan begitu, memori rakyat akan merekam, jika partai ini menjadi tempat mengadu. Sekaligus menyelesaikan masalah. Mengingat, saat ini sering kali rakyat mengeluh dan mengadukan nasibnya. Namun, tetap solusinya belum maksimal.
Untuk itu, sudah saatnya kader Golkar hadir membawa pembaharuan. Kader partai ini, harus punya jawaban dan solusi atas permasalahan yang mendera masyarakat.
Selain itu, pihaknya ingin Golkar menjadi pusat peradaban masyarakat. Salah satunya, bisa diaplikasikan melalui bangunan kantor. Bangunan ini, harus mewakili kultur lingkungan.
Artinya, harus ditata agar jangan terkesan formal. Golkar harus terbuka untuk berbagai usulan pemikiran agar melahirkan cetak biru solusi masalah.
Seluruh fasilitas yang ada di kantor Golkar juga, harus melahirkan benefit untuk publik. Kiprah di tengah-tengah publik diyakini akan semakin menguatkan orientasi Golkar sebagai partai rakyat.
"Misalnya ini di Subang. Aulanya boleh digunakan untuk resepsi pernikahan warga. Kemudian, menjadi pusat peradaban budaya berikut kesenian," jelasnya.