REPUBLIKA.CO.ID, SAMOSIR -- Pemerintah Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, melakukan evaluasi besar-besaran pascatenggelamnya KM Sinar Bangun, Senin (18/6) lalu. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa mereka mampu bangkit setelah tragedi itu.
Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Ombang Siboro, mengakui bahwa insiden itu sempat menyebabkan kunjungan wisata menurun. Sepekan setelah kejadian, bahkan, Ombang menyebut penurunan mencapai hingga 60 persen.
"Ini jadi momentum untuk me-warning semua. Jadi cermin besar bagi kita untuk berkaca. Sebenarnya kita ini seperti apa," kata Ombang, Rabu (4/7).
Ombang mengatakan, tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun membuat pihaknya dan pelaku pariwisata serta sektor terkait lain sadar. Hal ini, lanjutnya, tampak dari upaya perbaikan dan evaluasi yang mulai mereka lakukan.
Pekan lalu, Ombang mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pemangku kepentingan pariwisata dan melakukan pembahasan terkait perbaikan pariwisata. Mereka juga berkomitmen untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Samosir.
"Tunjukkan pada dunia bahwa kita tidak mau terpuruk dalam keadaan terburuk. Kita harus bangkit," ujar dia.
Tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di danau Toba, Senin (18/6), menarik perhatian dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia. Kapal itu dilaporkan tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun. Kapal diduga kelebihan muatan penumpang dan kendaraan bermotor.
Sebanyak 24 korban ditemukan, tiga di antaranya dalam keadaan meninggal. Sementara, 164 penumpang masih dinyatakan hilang hingga operasi pencarian resmi dihentikan pada Selasa (3/7). Nakhoda, Kadis Perhubungan Samosir, dan tiga unsur regulator lain telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tenggelamnya kapal ini.