Rabu 04 Jul 2018 23:55 WIB

Pushidrosal: Pembaharuan Peta Bawah Laut Baru 35 Persen

65 persen peta bawah laut Indonesia masih menggunakan peta 1827-an buatan Belanda.

Prajurit Satgas MTF TNI melaksanakan latihan Mail Bag Transfer dengan Kapal Perang Brazil BRS Independencia, bertempat di Laut Mediterania, Selasa (20/3).
Foto: dok. Puspen TNI
Prajurit Satgas MTF TNI melaksanakan latihan Mail Bag Transfer dengan Kapal Perang Brazil BRS Independencia, bertempat di Laut Mediterania, Selasa (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, menyebutkan, baru 35 persen peta bawah laut yang berhasil diperbaharui atau di-update. Sisanya masih menggunakan peta lama.

"Sementara 65 persen peta bawah laut Indonesia masih menggunakan peta tahun 1827-an buatan Belanda," kata Kapushidrosal, di Pusdalops Pushidrosal, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (4/7).

Menurut dia, dari 35 persen pemetaan bawah yang sudah ter-update, sebagian besar wilayah padat lalu lintas pelayaran, terutama pelabuhan-pelabuhan.

Harjo menjelaskan, 65 persen peta bawah laut yang belum ter-update itu adalah laut dalam sehingga masih menggunakan data lama buatan zaman Belanda. "Itu jadi kewajiban Hidros untuk memberikan update karena datanya masih 1827-an. Tetapi secara kepentingan keselamatan pelayaran tidak terlalu banyak berpengaruh. Tapi ke depan kita harapkan bisa dilaksanakan survei," ucapnya.

Untuk memperbaharui seluruh peta bawah laut perairan Indonesia, papar dia, dibutuhkan waktu minimal 47 tahun. Artinya, hasil pemetaan yang dilakukan saat ini sudah tidak update lagi pada 47 tahun yang akan datang. "Peta laut itu, peta hidup yang perkembangannya sangat cepat," tuturnya.

Ia berpandangan pemetaan bawah laut sangat penting karena tidak merupakan kunci pintu gerbang perekonomian Indonesia serta ujung tombak pertahanan negara.

"Kalau data kolom laut yang menjadi medan pertempuran bawah air sudah dikuasai asing selesai sudah. Indonesia wilayah lautnya buat pertempuran. Kalau tidak dikelola dengan baik, berdampak pertahanan nasional," katanya.

Kepulauan Seribu Aman

Dalam kesempatan ltu, Harjo memastikan perairan Kepulauan Seribu aman untuk pelayaran karena Pushidrosal sudah memperbaharui peta bawah laut di perairan tersebut.

"Untuk perairan Kepulauan Seribu kita sudah update. Untuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (Alki) l juga sudah update. Daerah-daerah rawan yang padat lalu lintas sudah kita update," ujarnya.

Menurut dia, saat ini perairan di Jakarta sudah cukup baik dan aman untuk pelayaran karena daerah-daerah ramai seperti pelabuhan sudah menjadi prioritas Pushidrosal dalam melakukan pemetaan bawah laut. "Untuk Jakarta insya Allah (perairannya) sudah aman, tidak ada masalah," imbuhnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement